Pujian dan Motivasi Mendag Enggartiasto Lukita untuk Kopi Bajawa

Minggu, 29 Oktober 2017 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Pulau Flores memiliki dua wilayah penghasil kopi yang sudah menasional. Kopi Manggarai dan Kopi Bajawa. Keduanya kemudian lebih dikenal dengan nama bersama Kopi Flores.

Dari dua jenis kopi ini jika ditanyakan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mana yang lebih disukai, pilihannya jatuh kepada Kopi Bajawa.

"Sebenarnya Kopi Manggarai juga sama tapi kalau dibandingkan Kopi Bajawa lebih memiliki selera. Saya kebetulan penikmat kopi dan pada waktu di Trade Expo saya coba dua-duanya dan memang agak sedikit berbeda," kata Mendag Enggartisto Lukita.

Mendag Enggartiasto Lukita mengungkapkan hasil komoditas Kopi Bajawa yang diproduksi masyarakat Kabupaten Ngada, Pulau Flores memiliki peminat yang tinggi.

"Kopi Bajawa itu sekarang tinggi sekali peminatnya, sudah ada beberapa eksportir yang siap memasarkan itu karena memang peminatnya sampai ke luar negeri," katanya di Kupang, Sabtu (28/10) kemarin.

Menteri Enggartiasto Lukita mengatakan, Kopi Bajawa merupakan salah satu komoditas provinsi NTT yang memiliki potensi ekspor yang baik yang bisa direalisasikan dukungan peningkatan produktivitasnya. Kementerian Perdagangan siap membantu mencarikan mitra ekspor.

"Memang ada beberapa eksportir yang mau namun bisa tidak daerah menjamin jumlah produksinya itu yang harus kita lihat duluh, selain itu kemasannya juga harus dibuat dengan baik," katanya.

Menurutnya, jika Kopi Bajawa bisa dikemas dengan baik maka tidak kalah dengan Kopi Toraja dan Kopi Gayo yang sudah lebih duluh dikenal konsumen hingga ke luar negeri.

Menteri Enggar mengakui, beberapa pelanggan potensial dari luar negeri sudah mencari Kopi Bajawa sehingga peluang pasar tersebut harus ditangkap dan dimanfaatkan dengan baik dari pusat hingga daerah.

Lebih lanjut, Enggartiasto Lukita sebagaimana dilansir Antara mengatakan pemasaran komoditas kopi juga sangat tergantung pada "branding" yang harus dikemas secara baik.

"Nanti kita mengatakan ini Kopi Bajawa atau Kopi Flores atau lainnya, yang pasti harus ada unsur keIndonesiaannya seperti Kopi Toraja dan Gayo," katanya.

Kadang-kadang muncul adanya ego-ego kedaerahan yang kuat dalam penamaan merek kopi yang justru berdampak merugikan aspek pemasarannya.

"Saya berharap di kampung-kampung di Bajawa yang memproduksi kopi itu sudah satu, jangan lagi nanti ada nama-nama baru dari desa. Branding dan pengemasannya kita bereskan dan nanti bisa dilakukan pendampingannya," katanya.

Menteri Enggartias Lukita meyakini pemasaran Kopi Bajawa akan segera meningkat karena sudah tercatat dalam Trade Expo sebelumnya sebagai komoditasi potensial yang unggul yang dapat didorong untuk ekspor.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan