Sayangi Jantung Kamu! Pria Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Senin, 09 Juli 2018 -
PENYAKIT jantung koroner merupakan momok bagi masyarakat Indonesia. Penyakit ini seolah menjadi pembunuh bagi pengidapnya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghidarkan diri terkena sakit jantung koroner ini.
Laman Go-Dok mengungkapkan bahwa penyakit jantung koroner terjadi saat pembuluh darah utama (arteri koroner) yang mengisi jantung dengan darah, oksigen dan nutrisi menjadi rusak. Kerusakan ini umumnya disebabkan timbunan plak (aterosklerosis).
Ketika plak terbentuk maka arteri coroner menjadi ‘sempit’. Ini yang kemudian mengakibatkan aliran darah menuju jantung berkurang. Kondisi inilah yang dipercaya para ahli sebagai dalang utama timbulnya beberapa keluhan, seperti nyeri dada (angina), sesak napas, atau gejala khas penyakit arteri koroner lainnya. Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat, penyumbatan tadi terbukti dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.

Gejala Penyakit Jantung
Berikut beberapa gejala yang umum ditemui untuk jantung koroner;
Nyeri dada (angina), pasien biasanya mengeluhkan sensasi nyeri dan tertekan pada dada bagian kiri atau tengah, leher, lengan dan sesak napas. Hal ini terjadi karena jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Serangan jantung mendadak.
Penyebab Sakit Jantung
Semakin bertambah usia, maka semakin meningkat pula risiko tersumbatnya arteri koroner.
Jenis kelamin. Jarang yang mengetahui bahwa pria lebih berisiko terkena penyakit ini dibanding wanita.
Riwayat keluarga. Di dalam keluarga bila ada yang memiliki riwayat penyakit jantung makan cenderung keturunannya akan mengidap sakit yang sama. Risiko paling tinggi terjadi jika ayah atau saudara laki-laki kamu didiagnosis menderita penyakit jantung sebelum usia 55 tahun. Kemudian jika ibu atau saudara kamu didiagnosis sebelum usia 65 tahun.
Kebiasaan merokok.
Hipertensi (tekanan darah tinggi).Mengapa? Karena tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri.
Kadar kolesterol darah tinggi.Kadar kolesterol tinggi dalam darah terbukti dapat meningkatkan risiko pembentukan plak.
Diabetes. Ya, penyakit ini sering disangkutpautkandengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
Kegemukan atau obesitas.
Tidak aktif secara fisik.

Diagnosa
Untuk mendiagnosa kondisi pasien, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan pasien. Selain itu, dokter juga dapat menganjurkan beragam tes diagnostik, seperti:
Elektrokardiogram (EKG)
Ekokardiogram
Kateterisasi jantung atau angiogram. Tes ini dutujukan untuk melihat aliran darah melalui jantung.
CT scan. Dalam prosedur ini, dokter akan menyarankan CT scan organ hati. Tujuannya tidak lain adalah untuk memeriksa ada atau tidaknya endapan kalsium di arteri.
Penanganan
Gaya hidup yang buruk sudah waktunya diubah. Cobahlah untuk:
Berhenti merokok
Hindari konsumsi junk food
Berolahraga secara teratur
Menurunkan berat badan berlebih
Mengurangi stres
Konsumsi makanan yang kaya akan Omega-3, seperti: Ikan (salmon, herring, dan tuna) & minyak ikan.
Minyak rami dan biji rami.
Sumber makanan lain, seperti minyak canola, kedelai, dan minyak kedelai.

Obat Penyakit Jantung
Jangan menjadi dokter buat diri sendiri. Carilah bantuan medis profesional yang mengerti betul tentang kondisi penyakit kamu. Akan lebih baik bila mendatangi dokter spesialis.
Jika dirasa perlu, dokter dapat pula meresepkan beberapa jenis obat-obatan untuk meredakan penyakit jantung koroner, seperti aspirin, beta blocker, ACE inhibitor, dan nitrogliserin.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika langkah tadi terbukti tidak berhasil? Maka, mau tidak mau pasien harus menjalani prosedur pembedahan, seperti:
Angioplasti dan pemasangan stent (revaskularisasi koroner perkutan)
Operasi bypassarteri koroner.
Komplikasi
Jika tidak segera ditangani, maka penyakit jantung koroner dapat memicu beberapa komplikasi, seperti gagal jantung dan irama jantung abnormal (aritmia).

Membedakan Serangan Jantung dan Penyakit Jantung
Sampai sekarang msyarakat belum bisa membedakan antara serangan jantung dan penyakit jantung. Dua hal itu berbeda jauh. Ini dijelaskan oleh laman Go Dok:
Serangan Jantung
Pada serangan jantung terjadi secara tiba-tiba. Penyebab dari serangan jantung sendiri adalah salah satu pembuluh arteri yang menuju ke jantung mengalami hambatan, sehingga aliran darah terhenti. Jelas tanpa adanya oksigen yang masuk, otot jantung lama-kelamaan akan melemah dan mati.
Penyakit Jantung
Penyakit jantung atau gagal jantung terjadi secara bertahap. Penyakit jantung diawali dengan otot jantung yang melemah dan mengalami kesulitan untuk memompa darah. Kemudian akan menghambat sel-sel yang seharusnya masuk untuk menutrisi tubuh. Kondisi seperti ini yang terjadi secara terus menerus akan membuat keadaan tubuh Anda semakin buruk. Penderita penyakit jantung harus mengonsumsi obat-obatan sepanjang hidupnya.
Gejala Penyakit Jantung
Gejala penyakit jantung yang paling mudah terindikasi adalah sesak napas dan rasa nyeri pada dada. Tapi dokter biasanya akan mencari tanda penyakit jantung yang umum saat pemeriksaan atau ketika mewawancarai pasien, seperti berikut ini.
Sesak nafas (terutama saat berbaring)
Mengi atau batuk
Detak jantung kencang atau tidak teratur
Kelelahan
Bengkak di sekitar pergelangan kaki, kaki, atau perut dan penambahan berat badan dari cairan penahan
Kebingungan.
Penyebab Penyakit Jantung
Berbagai faktor menjadi penyebab penyakit jantung. Berikut beberapa kondisi awal yang menjadi penyebab penyakit jantung:
Penyakit katup jantung
Cacat jantung kongenital
Infeksi
Detak jantung tak teratur
Masalah dengan otot jantung (kardiomiopati)
HIV/AIDS
Kemoterapi
Penyakit tiroid
Alkohol berlebihan
Penyakit paru-paru
Jika kamu mendapatkan beberapa keluhan yang serupa dengan gejala penyakit jantung, tidak secara otomatis kamu memiliki gangguan pada fungsi jantung. Harus melakukan diagnosis dan rekam medis oleh dokter. (psr)