Politikus Sebut Harga Pangan Aceh Naik 100 Persen, Daya Beli Warga Juga Melemah

Selasa, 23 Desember 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Harga pangan di wilayah bencana terutama Aceh mengalami kenaikan signifikan. Temuan anggota DPR, di lapangan beras 15 kg, naik menjadi Rp 300.000 dari harga normal Rp 150.000.

Gas Elpiji 3 kg menembus Rp 30.000 hingga Rp 60.000 per tabung dari harga normal Rp 22.000. Minyak goreng curah naik menjadi Rp 25.000 per kg dari harga normal Rp20.000. Telur ayam mencapai Rp 60.000 per papan dari harga normal Rp 50.000.

Anggota Komisi V DPR RI, Ruslan Daud (HRD), mengungkapkan kondisi darurat kemanusiaan yang masih menyelimuti wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara memasuki pekan ketiga pascabencana banjir dan tanah longsor membuat harga pangan melonjak.

Pemerintah didesak untuk memperkuat koordinasi distribusi logistik dan membuka ruang bagi bantuan internasional guna menekan lonjakan harga bahan pokok yang kian tak terkendali.

Baca juga:

Kemenhut Beri 'Lampu Hijau' Warga Aceh Hingga Sumbar Manfaatkan Kayu yang Hanyut Terbawa Banjir

Ia mengatakan, kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan yang masif telah memutus rantai pasok ke wilayah-wilayah terdampak, menyebabkan harga kebutuhan dasar melonjak hingga 100 persen.

"Distribusi logistik terganggu parah, dan dampaknya harga bahan pokok melonjak tajam. Ini sangat memberatkan korban bencana yang sudah kehilangan harta benda dan sumber penghasilan," ujar Ruslan Daud dalam keterangannya di Jakarta, Senin (22/12).

Legislator dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memaparkan fluktuasi harga yang sangat kontras di tengah daya beli masyarakat telah mencapai titik terendah.

Melihat skala kerusakan dan luasnya wilayah terdampak, Ruslan menilai bantuan kemanusiaan internasional sangat dibutuhkan sebagai solusi jangka menengah.

Menurutnya, dukungan global akan sangat membantu menutup keterbatasan pasokan logistik nasional dan mempercepat proses pemulihan fisik maupun ekonomi warga.

"Kita menghadapi situasi darurat kemanusiaan. Banyak rumah warga masih tertimbun lumpur hingga ke atap. Masyarakat tidak akan mampu bangkit sendiri tanpa bantuan berkelanjutan, termasuk dukungan dari komunitas internasional," tegasnya.

Ruslan mengingatkan bahwa hingga hari ini, beberapa titik di pegunungan Aceh seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang masih terisolasi akibat longsor.

Ia meminta pemerintah pusat dan daerah segera memprioritaskan pembukaan akses transportasi ke wilayah-wilayah tersebut agar bantuan tidak menumpuk di pusat kota saja.

"Koordinasi lintas pihak, baik nasional maupun internasional, harus diperkuat. Kita harus memastikan tidak ada satu pun warga terdampak yang terlewatkan hanya karena kendala akses," kata Ruslan.

Sementara itu, Kementerian Pertanian mengklaim stok beras yang dikelola Perum Bulog hingga 22 Desember 2025 mencapai 3,5 juta ton, dengan pengadaan setara beras dari dalam negeri sepanjang 2025 sebesar 3,425 juta ton, terdiri atas cadangan beras pemerintah 3,185 juta ton dan stok komersial 238,7 ribu ton.

Kemudian penyaluran stok CBP yang telah direalisasikan Bulog berdasarkan penugasan dari Bapanas, secara total telah menyentuh di angka 1,548 juta ton. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan