Pj Heru Klaim Angka Pengangguran di Jakarta 2023 Turun 6,5 Persen
Rabu, 15 November 2023 -
MerahPutih.com - Kerja pejabat Pemerintah DKI Jakarta dipertanyakan ihwal masih banyaknya masyarakat Ibu Kota yang tak memiliki pekerjaan atau pengangguran.
Menyikapi hal itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklaim, bahwa angka pengangguran di Jakarta pada tahun 2023 ini alami penurunan yang mencapai 6,5 persen.
Baca Juga:
Ekonomi Jakarta Tumbuh 3,43 Persen dan Pengangguran Berkurang 13.000 Orang
Kendati begitu, Pj tegaskan, penurunan angka tersebut belum puas, Pemda DKI sekuat tenaga akan bekerja untuk menurunkan kembali pengangguran warga Jakarta.
"Kalau by data, 2022 itu ada 7,18 persen pengangguran di Jakarta. Di 2023 turun menjadi 6,5 persen, artinya turun tapi tetap masih ada pengangguran. Ya pemda trus berusaha menurunkan," kata Heru di Jakarta, Rabu (15/11).
Lanjut Heru, formulasi untuk turunkan pengangguran pihaknya akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk para investor yang mau berinvestasi di Ibu Kota. Dengan cara ini banyak lapangan perkerjaan baru yang muncul.
"Yang kemarin PAN bilang link and match untuk memberikan kesempatan pekerjaan, memacu untuk investasi di Jakarta," tuturnya.
Seperti diketahui, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta, Bambang Kusumanto mengkritik Pemprov DKI ihwal masih tingginya angka pengangguran di Ibu Kota.
"Saya ingin mengajak kita semua untuk mengarahkan keprihatinan kita saat ini kepada hal yang sangat memprihatinkan di DKI jakarta saat ini. Ditengah kegembiraan kita selama ini, ada masalah yang menurut saya sangat genting," ujar Bambang.
Baca Juga:
Lanjut dia, dari data statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023, dimana di DKI Jakarta jumlah warga yang berusia kerja ada 8,3 juta orang.
"Tetapi hanya 5,2 juta orang yang termasuk di dalam Angkatan kerja. Selebihnya 3,1 juta orang itu dinyatakan tidak kerja atau tidak jelas," ungkapnya.
Bambang menyebutkan hal tersebut merupakan angka yang luar biasa.
"Apalagi dari angka 3 juta itu, ada kurang lebih 400 ribu orang yang masuk kategori pengangguran terbuka. Ini lebih memprihatinkan," papar Bambang.
Ia juga menyoroti program link and match sektor pendidikan dengan sektor lapangan pekerjaan di DKI Jakarta masih belum dapat mengikuti era industri 5.0.
"Generasi milenial yang notabennya 62 persen dari angkatan muda yang tadi nganggur. Mereka pake handphone tapi gak ngerti untuk menguasai teknologi digital," urainya.
Ia pun berharap Pemprov DKI memiliki program kongkrit dalam mengurangi angka pengangguran di Jakarta. (Asp)
Baca Juga: