Pilkada Saat Pandemi Dinilai Lebih Menyeramkan Ketimbang Isu Musiman Kebangkitan PKI

Rabu, 30 September 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Isu kebangkitan paham komunis kerap dihembuskan pada bulan September. Namun, isu ini kembali mereda setelah momentumnya lewat.

Direktur Eks Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahap menilai, masa kampanye Pilkada Serentak 2020, yang bertepatan dengan peringatan tragedi G30S/PKI harus diperingati sebagai sebuah sejarah kelam bangsa Indonesia.

"Sesuai protokol kesehatan tak perlu melakukan hal yang menimbulkan kerumunan massa;" jelas Fadhli dalam keteranganya, Rabu (30/9).

Baca Juga

644 Pelanggar Protokol Kesehatan di Cirebon Dihukum Ucapkan Pancasila

Ia menambahkan, isu PKI yang kerap muncul setiap tahun hanya menjadi komoditas politik jualan momentum yang sudah basi.

"Tujuannya tentu saja menyudutkan. Syukur, masyarakat semakin cerdas sehingga isu ini tidak laku lagi," imbuh Fadhli.

Ilustrasi Pilkada. Foto: ANTARA
Ilustrasi Pilkada. Foto: ANTARA

Fadhli menyebut, jika ada Calon Kepala Daerah yang masih menggunakan isu kebangkitan PKI artinya Cakada itu tidak punya visi inovatif bagaimana membangun daerahnya kedepan.

"Tantangan bangsa ini kedepan bukan lagi PKI tetapi COVID 19. Ini seperti hantu yang menyeramkan bahkan lebih mengerikan dari PKI. Menghantam siapa saja dan merusak apa saja," jelas dia.

Baca Juga

Tak Ada Rekaman CCTV, Irjen Napoleon Mengaku Enggak Terima Duit dari Djoko Tjandra

Fadhli menegaskan, Pilkada kali ini cukup dilematis karena bangsa ini sedang dihadapkan dengan bencana COVID-19.

"Calon Kepala daerah harus punya visi dan misi bagaimana bencana ini cepat berlalu, sehingga sendi-sendi masyarakat dapat berputar di era new normal," tutup Fadhli. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan