Pilih Beli KRL dari Tiongkok, PT KCI Berdalih Harganya Lebih Terjangkau

Selasa, 06 Februari 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Kereta Rel Listrik (KRL) impor dari Tiongkok segera tiba ke tanah air.

Vice President Corporate Secretary Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menjelaskan soal keputusan pengadaan tiga rangkaian KRL baru tersebut yang diimpor dari Tiongkok.

Baca Juga:

Bandara Samarinda Siap Jadi Lokasi Uji Coba Taksi Terbang IKN

Menurut Anne, ada alasan mengapa pihaknya memilih untuk mengimpor KRL baru dari Tiongkok.

Selain harga yang diklaim lebih kompetitif, perusahaan asal Tiongkok, CRRC Sifang Co., Ltd., dianggap mampu memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan.

"Karena dia produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita," katanya dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa (6/2).

Selain itu, Anne menyebut ada tawaran juga dari Korea Selatan. Namun, negara itu masih menggunakan alumunium dalam produknya, sementara KCI sudah menggunakan stainless steel.

"Dan dari harga juga sangat kompetitif antara tiga negara ini. Tapi range-nya memang seperti itu biayanya. Tapi kan ada pengiriman, ada regulasi dalam negeri dan yang lain, sehingga pada saat menerima proposal itu, memang CRRC yang kompetitif," bebernya.

Baca Juga:

Terputus Karena Banjir, Jalur Kereta di Grobogan Sudah Dilewati Kereta Api

Ia menambahkan, CRRC juga sedang bekerja sama dengan 28 negara dalam pengadaan sarana kereta, baik jenis commuter maupun kereta cepat.

Pengadaan itu dilakukan di Eropa hingga Asia. Pertimbangan lainnya, CRRC juga menyesuaikan prasarana sesuai kebutuhan di Indonesia.

"Ada beberapa hal termasuk luasan ruang bebas, kemudian penggunaan prasarana dan yang lain itu mereka assessment semuanya," imbuhnya.

Namun, Anne menyebut ada perubahan harga pada proposal milik produsen KRL Jepang, J-TREC, pada Oktober tahun lalu.

Oleh karena itu, KCI menilai perlu membandingkan opsi dari negara lain, termasuk Korea Selatan dan Tiongkok.

"Tetapi Oktober ketika proposal yang kami terima dari Jepang ada mengalami kenaikan. Sehingga perlu ada membandingkan dengan yang lain," tuturnya. (knu)

Baca Juga:

Pemkot Bandung Bereskan Kabel Semrawut Sepanjang 66,35 Kilometer

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan