Periode Post-Natal Harus Diperhatikan Ibu yang Baru Bersalin

Selasa, 09 Maret 2021 - P Suryo R

HARI-hari dan minggu-minggu pertama setelah persalinan (periode post-natal) merupakan fase kritis bagi kehidupan ibu dan bayi yang baru lahir. Sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi dalam periode ini, namun justru periode ini yang paling diabaikan oleh sebagian orang.

Bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama kelahiran menderita kondisi dan penyakit yang terkait dengan kurangnya perawatan berkualitas saat lahir dan perawatan setelah lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan.

Baca Juga:

Ciri-ciri Orang yang Hendak Bersalin yang Jarang Diketahui

lahirkan
dr. Ni Komang Yeni DS, Sp.OG, MM, MARS tidak menganjurkan diet ketat. (Foto: ist)

Menurut WHO, diperkirakan ada 303 ribu kematian ibu setiap tahun. Sebagian besar kematian ini terjadi setelah melahirkan.

Untuk itu dr. Ni Komang Yeni DS, Sp.OG, MM, MARS, CEO Klinik menganjurkan para ibu baru untuk melakukan pemeriksaan setelah melahirkan. Pasca bersalin, ibu juga harus kontak dengan dokter kandungan antara tiga minggu pertama persalinan dan pada 12 minggu setelah melahirkan.

"Dengan demikian diharapkan para Ibu juga mengetahui tanda-tanda dan masalah yang mungkin terjadi paska melahirkan,” kata dr. Ni Komang Yeni DS.

Masalah paling nyata yakni adanya perubahan fisik pada ibu baru pascamelahirkan. Perubahan tersebut antara lain perubahan berat badan, perubahan bentuk payudara, perubahan pada uterus, vagina dan vulva. Stretchmark yang muncul di bagian tubuh tertentu dan kerontokan rambut juga kerap terjadi. Selain itu, para ibu yang baru melahirkan sulit menahan buang air kecil.

Baca Juga:

371 Ribu Bayi Lahir pada Tahun Baru 2021

lahir
Diet mengancam keselamatan ibu dan bayi. (Foto: Pixabay/28703)

Untuk menghadapi permasalahan itu, dr. Patricia Halim Puteri, Sp.GK, Spesialis Gizi menyarankan para ibu untuk melakukan kontrol kesehatan secara menyeluruh. “Perawatan pada masa post-natal bersifat holistik," ujarnya

Berat badan yang melonjak drastis membuat ibu tidak sabar untuk segera melakukan diet. Padahal diet justru akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi para ibu. Akibatnya, asupan nutrisi bayi pun terancam. Kematian pun bisa membayangi bayi ataupun ibunya

"Kami lebih mengutamakan kesehatan ibu dan tidak menyarankan diet ketat tanpa pengawasan dari dokter spesialis gizi klinis selama proses pemulihan," sarannya. Sebaliknya pemantauan penurunan berat badan yang terarah sesuai dengan kebutuhan metabolisme ibu yang menyusui dan adanya penyembuhan luka operasi atau jahitan jalan lahir pasca melahirkan dapat membantu ibu mengontrol berat badannya. (avia)

Baca Juga:

Bubur Merah Putih Sambut Kelahiran Bayi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan