Periode Post-Natal Harus Diperhatikan Ibu yang Baru Bersalin


Perubahan fisik pasca melahirkan yang membuat kaget. (Foto: Pixabay/greyerbaby)
HARI-hari dan minggu-minggu pertama setelah persalinan (periode post-natal) merupakan fase kritis bagi kehidupan ibu dan bayi yang baru lahir. Sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi dalam periode ini, namun justru periode ini yang paling diabaikan oleh sebagian orang.
Bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama kelahiran menderita kondisi dan penyakit yang terkait dengan kurangnya perawatan berkualitas saat lahir dan perawatan setelah lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan.
Baca Juga:

Menurut WHO, diperkirakan ada 303 ribu kematian ibu setiap tahun. Sebagian besar kematian ini terjadi setelah melahirkan.
Untuk itu dr. Ni Komang Yeni DS, Sp.OG, MM, MARS, CEO Klinik menganjurkan para ibu baru untuk melakukan pemeriksaan setelah melahirkan. Pasca bersalin, ibu juga harus kontak dengan dokter kandungan antara tiga minggu pertama persalinan dan pada 12 minggu setelah melahirkan.
"Dengan demikian diharapkan para Ibu juga mengetahui tanda-tanda dan masalah yang mungkin terjadi paska melahirkan,” kata dr. Ni Komang Yeni DS.
Masalah paling nyata yakni adanya perubahan fisik pada ibu baru pascamelahirkan. Perubahan tersebut antara lain perubahan berat badan, perubahan bentuk payudara, perubahan pada uterus, vagina dan vulva. Stretchmark yang muncul di bagian tubuh tertentu dan kerontokan rambut juga kerap terjadi. Selain itu, para ibu yang baru melahirkan sulit menahan buang air kecil.
Baca Juga:

Untuk menghadapi permasalahan itu, dr. Patricia Halim Puteri, Sp.GK, Spesialis Gizi menyarankan para ibu untuk melakukan kontrol kesehatan secara menyeluruh. “Perawatan pada masa post-natal bersifat holistik," ujarnya
Berat badan yang melonjak drastis membuat ibu tidak sabar untuk segera melakukan diet. Padahal diet justru akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi para ibu. Akibatnya, asupan nutrisi bayi pun terancam. Kematian pun bisa membayangi bayi ataupun ibunya
"Kami lebih mengutamakan kesehatan ibu dan tidak menyarankan diet ketat tanpa pengawasan dari dokter spesialis gizi klinis selama proses pemulihan," sarannya. Sebaliknya pemantauan penurunan berat badan yang terarah sesuai dengan kebutuhan metabolisme ibu yang menyusui dan adanya penyembuhan luka operasi atau jahitan jalan lahir pasca melahirkan dapat membantu ibu mengontrol berat badannya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
