Perempuan Lebih Berisiko Alami Migrain Ketimbang Laki-Laki

Jumat, 14 Juni 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - KEJADIAN migrain di Indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Dokter spesialis neurologi Restu Susanti menjelaskan insiden migrain di Indonesia mencapai 11ribu -12 ribu individu per 100 ribu populasi.

Dari jumlah itu, perempuan punya prevalensi lebih tinggi mengalami nyeri kepala migrain hingga tiga kali lipat ketimbang pria. "Kejadian pada jenis kelamin perempuan jauh meningkat, mencapai 3:1,” katanya ketika menjelaskan profil migrain di acara Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa via Zoom, Kamis (13/6).

Menurutnya, tak dapat dimungkiri bahwa migrain juga menjadi penyebab disabilitas kedua bagi perempuan. Hal ini didukung korelasinya dengan faktor pemicu migrain yakni hormonal. "Cukup banyak memang dan dikatakan bahwa di Jakarta prevelensinya 45,3 persen. Dominan ialah perempuan dan banyaknya usia 20-50 tahun,” katanya.

Restu menyebut semua orang punya faktor risiko, tapi tidak mungkin kalah dengan faktor risiko. Migrain menyebabkan disabilitas kedua pada perempuan muda. "Hal itu disebabkan faktor hormonal. Namun, ini bisa dikendalikan dengan baik,” katanya.

Baca juga:

Tekanan Darah bukan Pemicu Migrain

Ia menjelaskan setiap tahap perkembangan perempuan, mulai dari fase pubertas, perempuan peluang kemunculan kondisi migrain 3 sampai 4 kali. "Lebih sering ketimbang pria,” katanya.

Durasi migrain pada perempuan juga lebih lama dengan risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pulih lebih lama. Setelah fase pubertas, perempuan memasuki fase menstruasi. Fase ini termasuk juga faktor risiko menyebabkan migrain.

“Pada perempuan, estrogen memegang peranan penting terhadap CGRP pencetus migrain. Kasus serangan migrain meningkat ketika pubertas dan memuncak pada masa reproduksi. Migrain akan menurun saat monopouse,” katanya.(ayu)

Baca juga:

Micin Bisa Picu Risiko Nyeri Kepala Migrain

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan