Perempuan Lebih Berisiko Alami Migrain Ketimbang Laki-Laki


Perempuan lebih berisiko mengalami migrain.(foto: pexels-rdne-stock-project)
MERAHPUTIH.COM - KEJADIAN migrain di Indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Dokter spesialis neurologi Restu Susanti menjelaskan insiden migrain di Indonesia mencapai 11ribu -12 ribu individu per 100 ribu populasi.
Dari jumlah itu, perempuan punya prevalensi lebih tinggi mengalami nyeri kepala migrain hingga tiga kali lipat ketimbang pria. "Kejadian pada jenis kelamin perempuan jauh meningkat, mencapai 3:1,” katanya ketika menjelaskan profil migrain di acara Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa via Zoom, Kamis (13/6).
Menurutnya, tak dapat dimungkiri bahwa migrain juga menjadi penyebab disabilitas kedua bagi perempuan. Hal ini didukung korelasinya dengan faktor pemicu migrain yakni hormonal. "Cukup banyak memang dan dikatakan bahwa di Jakarta prevelensinya 45,3 persen. Dominan ialah perempuan dan banyaknya usia 20-50 tahun,” katanya.
Restu menyebut semua orang punya faktor risiko, tapi tidak mungkin kalah dengan faktor risiko. Migrain menyebabkan disabilitas kedua pada perempuan muda. "Hal itu disebabkan faktor hormonal. Namun, ini bisa dikendalikan dengan baik,” katanya.
Baca juga:
Ia menjelaskan setiap tahap perkembangan perempuan, mulai dari fase pubertas, perempuan peluang kemunculan kondisi migrain 3 sampai 4 kali. "Lebih sering ketimbang pria,” katanya.
Durasi migrain pada perempuan juga lebih lama dengan risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pulih lebih lama. Setelah fase pubertas, perempuan memasuki fase menstruasi. Fase ini termasuk juga faktor risiko menyebabkan migrain.
“Pada perempuan, estrogen memegang peranan penting terhadap CGRP pencetus migrain. Kasus serangan migrain meningkat ketika pubertas dan memuncak pada masa reproduksi. Migrain akan menurun saat monopouse,” katanya.(ayu)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
