Perempuan ini Hidup dengan 2500 Kepribadian yang Berbeda
Jumat, 31 Mei 2019 -
SEORANG perempuan hidup dengan 2500 kepribadian yang berbeda demi bertahan hidup dari kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya. Sejak usia empat tahun Jeni Haynes harus menerima perlakuan buruk dari ayahnya. Selain kekerasan yang dia alami, Haynes juga diperkosa oleh ayahnya. Entah mengapa kemudian dia menghidupkan berbagai karakter berbeda di dalam kepala dan tubuhnya.
Dengan kepribadian yang berbeda-beda itu, Haynes berhasil membawa ayahnya ke pengadilan. Kepribadiaan yang berbeda-beda ini membuat Haynes mampu bertahan dari hari ke hari menerima perlakuan buruk dari ayahnya itu.
Haynes seolah-olah memiliki 2500 tentara yang siap melindungi dirinya bila terdapat ancaman. Perempuan yang tinggal di pinggiran kota Sydney ini akan berganti-ganti karakter bila tengah merasa dalam kondisi yang dibutuhkan.

Kondisi yang dialami oleh Jeni Haynes disebut dengan Multiple Personality Disorder atau diistilahkan juga Dissociative Identity Disorder (DID). Dr George Blair-West, psikiatris, mengatakan bahwa kondisi ini bukan hanya sebagai masalah medis saja, namun lebih dari itu. Menurutnya tidak ada yang salah dari tubuh dan pikiran Jeni meskipun mengidap DID.
Hanya saja, menurutnya pikirannya kemudian memunculkan hal-hal yang rumit, pemecahan yang pintar dari skenario yang kebanyakan dari kita tak mungkin dapat membuatnya dan menghubungkannya.
Dalam wawancaranya dengan 60 Minutes, Dr Blair-West menyebutkan bahwa Jeni adalah sunyek yang memiliki banyak trauma sejak usia anak-anak. Dia memiliki kemampuan untuk membagi-bagi pemikirannya dalam banyak kepribadian.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Dr Blair-West yang sudah menangani Haynes selama 20 tahun, menyebutkan bahwa si subyek mengerti dan sadar bahwa tidak ada jalan keluar baginya. Makanya kemudian dia menciptakan banyak kepribadian sebagai pelampiasan dan jalan keluarnya.
Dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, ditemukan bahwa setiap kepribadian yang ada pada Haynes memiliki ceritanya sendiri. Trauma yang dialami oleh Haynes seolah direkam dan dimasukan ke dalam kepribadiaan yang dia ciptakan. Bahkan kepribadian itu dapat menceritakan secara detil peristiwa yang terjadi.

Jeni memiliki kemampuan merekam melebihi kemampuan orang biasa, demikian Dr Blair-West menjelaskan. Jadi masing-masing kepribadiaan itu hidup dalam masanya sendiri dan dapat dipanggil oleh Haynes. Kemudian akan menceritakan kejadian yang sesungguhnya seolah baru saja terjadi meskipun berlangsung puluhan tahun lalu.
Meskipun hanya sedikit bukti fisik, namun kisah Haynes dianggap cukup menyeret ayahnya ke pengadilan. Selama di pengadilan Haynes mengatakan bahwa ia dan kepribadian yang lain tidak merencanakan siapa yang harus keluar lebih dahulu dan siapa berikutnya. Kepribadian-kepribadiannya itu keluar begitu saja dan menceritakan yang terjadi secara detil. (psr)