Pengamat Ingatkan Gubernur Pramono Jangan Hanya Tata Taman Bendera Pusaka, Tapi Juga Trotoarnya

Sabtu, 09 Agustus 2025 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah meresmikan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Taman Bendera Pusaka di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Taman Bendera Pusaka ini merupakan penggabungan tiga taman Jakarta Selatan yakni Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.

Pakar Tata Kota dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Ketua Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, menyebut penataan tidak hanya dilakukan di dalam taman sebagai ruang terbuka hijau (RTH), tetapi juga kawasan di sekitarnya turut ditata demi kenyamanan sekaligus mendorong mobilitas hijau bagi warga Jakarta.

"Kita mengharapkan orang yang datang ke taman menggunakan transportasi hijau, seperti menggunakan transportasi publik atau berjalan kaki. Sehingga otomatis trotoar harus direvitalisasi untuk menghubungkan tiga taman. Jadi menuju tempat hijau dengan cara yang hijau," jelas Nirwono di Jakarta, pada Kamis (7/8).

Baca juga:

Didemo Pedagang Barito, Pramono Tunda Groundbreaking Pembangunan Taman Bendera Pusaka

Taman Bendera Pusaka didukung dengan akses transportasi publik yang dekat, seperti MRT dan Transjakarta. Aksesibilitas ini membuat taman lebih mudah diakses tanpa menggunakan kendaraan pribadi.

Nama Bendera Pusaka dipilih sebagai simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Layaknya rajutan benang sang saka yang dijahit Fatmawati, tiga taman dihubungkan sebagai satu kesatuan ruang. Semangat ini membawa pesan untuk menyatukan kekayaan alam sebagai ruang publik yang bermanfaat bagi banyak orang.

Secara tata kota, Kebayoran Baru, yang merupakan lokasi tiga taman, dulunya dirancang oleh Insinyur M. Soesilo pada 1948. Saat itu, ia menerapkan konsep kota taman dengan mengutamakan ruang terbuka hijau sebagai fasilitas publik.

Baca juga:

Alasan Pramono Diam-diam Groundbreaking Taman Bendera Pusaka: Ada yang Ingin Mengganggu

Seiring waktu, lokasi taman yang berada di sekitar Blok M ini juga menjadi sentra ASEAN. Oleh karenanya, penataan taman dilakukan dengan standar internasional dengan mengedepankan aspek keberlanjutan. Hal ini juga sejalan dengan upaya Jakarta sebagai kota global.

"Ini merupakan upaya mengembalikan sejarah kota dengan kawasan Kebayoran, juga sejarah bangsa Indonesia dengan bendera pusakanya, serta sejarah internasional dengan keberadaan ASEAN, sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global," pungkasnya. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan