Pendeteksi Banjir Dapat Anda Buat Sendiri

Senin, 09 Februari 2015 - Fadhli

MerahPutih Teknologi - Semalam (08/07), Jakarta diguyur hujan lebat. Dengan sistem pengairan yang belum sepenuhnya diremajakan, tak ayal dengan hujan yang begitu deras, Jakarta kembali dilanda banjir.

Baca Juga: Banjir di Istana Surut

Ditambah dengan sedang diadakannya beberapa proyek pembangunan yang tentunya sedikit-banyak menutup jalur pengairan, maka titik banjir pun belum bisa dikurangi. Hingga pagi ini Jakarta dan sekitarnya masih dilanda hujan lebat, dengan total 49 titik banjir masih menggengi Jakarta hingga pukul 09.30 WIB pagi ini.

Penduduk Jakarta pasti selalu disibukan ketika banjir datang, belum lagi segala aktifitas pasti selalu terganggu karena banjir. Untuk mengakali hal itu dan mengantisipasinya pasti banyak warga Jakarta menginginkan adanya sebuah alat pendeteksi banjir.

Baca Juga: Kota di Swedia Dilanda Banjir Air Panas

Mungkin sebagian dari anda berpikir bahwa alat pendeteksi banjir akan memiliki harga yang mahal, namun nyatanya tidak. Alat pendeteksi banjir relatif murah dan dapat dibuat sendiri. Mengandalkan teori Archimedes seperti pada toren air di rumah, pendeteksi banjir dapat dibuat dengan mengandalkan pelampung dan sensor sederhana.

Hal yang perlu anda siapkan untuk memulai membuatnya adalah:

1. Bel listrik
2. 3 buah baterai
3. 2 buah buku
4. Gabus dan kabel secukupnya
5. Pipa paralon diameter 1 inci, panjang 1 m, atau sesuai kebutuhan
6. Pisau Kayu / papan

Jika sudah memiliki semua bahan yang dibutuhkan maka anda siap untuk membuat alat pendeteksi banjir berskala kecil. Langkahnya sebagai berikut: 

1. Buatlah lubang panjang pada paralon

2. Buatlah 2 buah gabus yang seukuran dengan diameter paralon. Tancapkan masing-masing 1 buah paku pada tengah-tengah gabus.

3. Ikatkan ujung kabel pada masing-masing kepala paku yang mudah ditancapkan pada gabus. Masukkan kedua gabus pada paralon, dengan posisi kepala paku menghadap ke bawah pada gabus bagian atas dan atau posisi ketinggian yang diinginkan lalu rekatkan agar posisi gabus tidak berubah. Sedangkan gabus bagian bawah, kepala paku menghadap ke atas dan pastikan gabus agak longgar sehingga bisa turun naik.

4. Susun semua alat yang telah ada. (lihat gambar)

5. Rekatkan paralon yang sudah terangkai pada papan atau kayu, tempatkan tegak berdiri di halaman rumah atau tempat yang rawan banjir.

6. Pada rangkaian alat tersebut, jika terjadi banjir gabus bagian bawah akan naik mengikuti ketinggian air dan kutub negative baterai yang dihubungkan dengan paku pada gabus akan menempel pada kutub positif baterai yang mengakibatkan arus listrik dari baterai mengalir dan bel akan berdering.

Ini merupakan alat berskala kecil. Mungkin jika anda mengaplikasikannya pada sungai di dekat perumahan anda dengan skala yang lebih besar, akan dapat membantu anda untuk bersiap diri menghadapi banjir lebih dini.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan