Pendeteksi Banjir Dapat Anda Buat Sendiri
Banyak jalanan di Jakarta terendam air banjir. (foto:Antara)
MerahPutih Teknologi - Semalam (08/07), Jakarta diguyur hujan lebat. Dengan sistem pengairan yang belum sepenuhnya diremajakan, tak ayal dengan hujan yang begitu deras, Jakarta kembali dilanda banjir.
Baca Juga: Banjir di Istana Surut
Ditambah dengan sedang diadakannya beberapa proyek pembangunan yang tentunya sedikit-banyak menutup jalur pengairan, maka titik banjir pun belum bisa dikurangi. Hingga pagi ini Jakarta dan sekitarnya masih dilanda hujan lebat, dengan total 49 titik banjir masih menggengi Jakarta hingga pukul 09.30 WIB pagi ini.
Penduduk Jakarta pasti selalu disibukan ketika banjir datang, belum lagi segala aktifitas pasti selalu terganggu karena banjir. Untuk mengakali hal itu dan mengantisipasinya pasti banyak warga Jakarta menginginkan adanya sebuah alat pendeteksi banjir.
Baca Juga: Kota di Swedia Dilanda Banjir Air Panas
Mungkin sebagian dari anda berpikir bahwa alat pendeteksi banjir akan memiliki harga yang mahal, namun nyatanya tidak. Alat pendeteksi banjir relatif murah dan dapat dibuat sendiri. Mengandalkan teori Archimedes seperti pada toren air di rumah, pendeteksi banjir dapat dibuat dengan mengandalkan pelampung dan sensor sederhana.
Hal yang perlu anda siapkan untuk memulai membuatnya adalah:
1. Bel listrik
2. 3 buah baterai
3. 2 buah buku
4. Gabus dan kabel secukupnya
5. Pipa paralon diameter 1 inci, panjang 1 m, atau sesuai kebutuhan
6. Pisau Kayu / papan
Jika sudah memiliki semua bahan yang dibutuhkan maka anda siap untuk membuat alat pendeteksi banjir berskala kecil. Langkahnya sebagai berikut:
1. Buatlah lubang panjang pada paralon
2. Buatlah 2 buah gabus yang seukuran dengan diameter paralon. Tancapkan masing-masing 1 buah paku pada tengah-tengah gabus.
3. Ikatkan ujung kabel pada masing-masing kepala paku yang mudah ditancapkan pada gabus. Masukkan kedua gabus pada paralon, dengan posisi kepala paku menghadap ke bawah pada gabus bagian atas dan atau posisi ketinggian yang diinginkan lalu rekatkan agar posisi gabus tidak berubah. Sedangkan gabus bagian bawah, kepala paku menghadap ke atas dan pastikan gabus agak longgar sehingga bisa turun naik.
4. Susun semua alat yang telah ada. (lihat gambar)
5. Rekatkan paralon yang sudah terangkai pada papan atau kayu, tempatkan tegak berdiri di halaman rumah atau tempat yang rawan banjir.
6. Pada rangkaian alat tersebut, jika terjadi banjir gabus bagian bawah akan naik mengikuti ketinggian air dan kutub negative baterai yang dihubungkan dengan paku pada gabus akan menempel pada kutub positif baterai yang mengakibatkan arus listrik dari baterai mengalir dan bel akan berdering.
Ini merupakan alat berskala kecil. Mungkin jika anda mengaplikasikannya pada sungai di dekat perumahan anda dengan skala yang lebih besar, akan dapat membantu anda untuk bersiap diri menghadapi banjir lebih dini.
Bagikan
Berita Terkait
Jalur Pantura yang Hubungkan Semarang dan Demak Masih Terendam Banjir Kamis Pagi, Ketinggian Air hingga 70 Cm
Banyak Motor Mogok Imbas Banjir Pantura Semarang-Demak, Polisi Imbau Cari Jalur Alternatif
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
6 RT di Jakarta Selatan Sebelumnya Kebanjiran, BPBD: Surut Sepenuhnya hingga Pukul 10.00 WIB
6 RT di Jakarta Selatan Kebanjiran hingga Sabtu Pagi
Meksiko Diterjang Banjir, Sedikitnya 64 Tewas dan 65 Hilang
Banjir Menyerbu Wilayah Catalonia di Spanyol, Mengurung Warga di dalam Mobil
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama