Pemkot Solo Akui Daya Beli Masyarakat Sempat Turun
Selasa, 08 Oktober 2024 -
MerahPutih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah tak menampik daya beli masyarakat Kota Solo sempat mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena warga menahan pengeluaran untuk biaya masuk sekolah pada tahun ajaran baru.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Murtono, menyatakan hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo sempat mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut, yakni Mei, Juni, Juli dan Agustus. Penyebabnya salah satunya karena warga menahan pengeluaran untuk biaya sekolah.
“Solo sempat mengalami deflasi karena daya beli masyarakat turun. Itu lebih disebabkan karena warga menahan pengeluaran untuk biaya sekolah,” kata Budi, Selasa (8/10).
Dia mengatakan pada bulan September ini Solo kembali terjadi inflasi. Ini membuktikan ekonomi bergerak kembali setelah terjadi deflasi empat bulan beruntun.
Baca juga:
Deflasi Berturut Turut Akibat Daya Beli Turun dan Pengangguran Melonjak
“Kami berharap bulan Oktober ini ekonomi terus bergerak, mengingat banyak event nasional seperti Peparnas dan Haul Habib Solo,” kata dia.
Pemkot Solo, kata dia, akan menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam memantau pergerakan ekonomi serta daya beli masyarakat. Terlebih, penurunan daya beli masyarakat ini akan menyebabkan deflasi dan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Yang harus dijaga adalah jangan sampai inflasi tersebut terlalu tinggi. Bulan September mulai kembali terjadi inflasi. Tapi inflasi ini tidak apa-apa kan menunjukkan pergerakan ekonomi yang harus kita jaga dan kendalikan jangan sampai inflasi terlalu tinggi," ungkap dia.
Budi menyampaikan, setiap sepekan sekali ada rapat koordinasi (rakor) antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat terkait pengendalian inflasi.
Rakor ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perekonomian yang ada di masing-masing daerah apakah mengalami deflasi atau inflasi. (Ismail/Jawa Tengah)