Pembangunan Mengganas, Bali Rawan Pangan
Kamis, 02 April 2015 -
MerahPutih Nasional - Pulau Bali mengalami rawan pangan akibat tingginya tingkat perluasan bisnis. Lahan persawahan terus menurun akibat merebaknya investasi untuk pembangunan hotel, villa, lapangan golf, dan properti. (Baca: Panglima TNI Kumpulkan 100 Ahli Pangan)
"Daya dukung lingkungan di Bali sudah sangat mengkhawatirkan," kata Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana Denpasar, Wayan Arthana, dalam pernyataan tertulis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada redaksi, Kamis (2/4).
Luas lahan persawahan tahun 2005 mengalami penurunan 1,08% atau 885 hektare dibandingkan luas persawahan 2004. Setahun kemudian, 2006, luas sawah di Bali menurun 213 hektare menjadi 80.997 hektare.
Kondisi tersebut tidak mendukung memenuhi kebutuhan pangan 3.372.880 masyarakat di Bali. Akibatnya, Bali telah mengalami defisit lahan produktif seluas 365.906,22 hektare. (Baca: Iwan Fals Suarakan Peduli Lingkungan di Konser Nyanyian Raya)
Selain itu, krisis air juga diduga menjadi faktor penurunan luas persawahan. Berdasarkan laporan KLHK sejak tahun 1995, Bali mengalami defisit air sebanyak 1,5 miliar m3/tahun. Defisit terus meningkat hingga 7,5 miliar m3/tahun pada tahun 2000. Diperkirakan pada tahun 2015 defisit air di Bali akan menjadi sebanyak 27,6 miliar m3/tahun. (fre)