Paus Francis Singgung Perlakuan Pemimpin Eropa Terhadap Pendatang
Minggu, 09 Juli 2017 -
Pemimpin tertinggi umat Katolik Paus Fransiskus memperingatkan pertemuan pemimpin 20 besar perekonomian dunia (G20) di Hamburg, Jerman tidak membentuk persekutuan berbahaya dan merusak. Paus mengutarakan kekhawatirannya terhadap kaum miskin dan pendatang yang dapat menjadi korban.
"G20 membuat saya khawatir, mereka menyerang pendatang di negara separuh dunia dan bahkan lebih menyerang mereka seiring dengan perjalanan waktu," kata Paus seperti dikutip dalam percakapan dengan pendiri surat kabar tersebut, Eugenio Scalfari, yang dimuat dalam harian Italia la Repubblica pada Sabtu (8/7).
Fransiskus menyatakan takut akan persekutuan sangat berbahaya di antara kekuatan dengan pandangan menyimpang atas dunia: Amerika dan Rusia, Cina dan Korea Utara, (Vladimir) Putin dan (Bashar al-) Assad dalam perang di Suriah.
Paus pertama bukan orang Eropa dalam 1.300 tahun itu menyatakan bahaya terbesar menyangkut imigrasi, dengan kaum miskin, lemah, tersisih dan terpinggirkan, bersanding dengan yang takut akan serbuan pendatang.
Negara Eropa Bersatu berselisih mengenai cara mengatasi arus masuk besar pendatang, banyak yang lari dari perang dan kemiskinan di Suriah, Afghanistan dan negara lain.
Di puncak upaya menyelesaikan perbedaan atas perdagangan dan perubahan iklim, Angela Merkel, kanselir tuan rumah G20 Jerman, diharapkan memimpin pembahasan masalah itu.
Paus Fransiskus juga dikutip menyatakan Eropa harus menerapkan struktur federal sesegera mungkin atau tidak akan diperhitungkan sama sekali di dunia. Pada Mei, Paus berusia 79 tahun asal Argentina itu mendesak Eropa tidak melihat pendatang sebagai penjahat.
Sumber: REUTERS/ANTARA