Paparan Jokowi soal Dilan dan Pancasila Tidak Nyambung
Kamis, 04 April 2019 -
MerahPutih.com - Pemerhati Hubungan Internasional Teguh Santoso menilai pernyataan calon Presiden nomor urut 01, Jokowi terkait Opening Statement debat keempat capres pada Sabtu (30/3) soal paparan ideologi dengan sistem pelayanan digital yakni Digital Melayani atau Dilan tidak nyambung.
Teguh pun mengaku kaget ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan Digital Melayani dikaitkan dengan ideologi.
"Ketika dia masuk ke ideologi pak Jokowi memulai Pancasila sebagai ideologi yang final kurang lebih sama, tapi masuk ke Dilan (Digital Melayani). Saya nggak melihat tidak ada kaitan antara Dilan dan ideologi yang barusan dibicarakan oleh Jokowi," ujar Teguh dalam diskusi bertajug "Setelah Debat Ke-Empat Siapa Makin Memikat" di Resto Ajag Ijig, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/4).
Namun hal itu berbeda dengan yang disampaikan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Kata dia, Prabowo dalam pernyataannya membahas soal pembenahan sistematik di internal hingga jual beli jabatan.
BACA JUGA
Duh, Survei JR Temukan 40 Persen Milenial Memilih Golput
Servernya Diisukan Berada di Luar Negeri, KPU : Kami Bakal Lapor Polisi
Amien Rais Sebut Banyak Pejabat Negara yang Sering Sebar Hoaks
"Jadi Prabowo bergerak dari dalam dia bicara soal pembenahan tentang sistemik di dalam dulu internal, dia soal bicara pembersihan lembaga-lembaga negara," tuturnya.
Menurut dia, paparan Jokowi soal Dilan hanya untuk menarik pembaca di media online. Karena Teguh tak melihat adanya ide atau gagasan Pancasila dengan sistem Digital Melayani.
"Dugaan sementara ini hanya untuk klik bite supaya judulnya menarik orang mau baca. Substansi saya nggak paham digital melayani dan ini memang konsisten dengan pamer kartu semuanya digital. Saya nggak melihat ide gagasan Pancasila kemudian lempar ke Dilan," tutupnya (Asp)