Pangeran Diponegoro Ledakan Perang Jawa yang Hampir Bikin Bangkrut Belanda
Sabtu, 08 Januari 2022 -
PERANG Jawa salah satu perang terbesar dalam masa kolonial Belanda. Perang ini dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro dengan dukungan rakyat di bawahnya. Sayangnya Belanda dengan licik menangkapnya kemudian dibawa ke Batavia. Dari kota itu Diponegoro dibawa ke Manado sebelum diasingkan di Benteng Rotterdam di Makassar. Diponegoro menghabiskan waktu di benteng itu sampai wafat pada 8 Januari 1855.
Pangeran Diponegoro menjadi orang yang membuat pusing Belanda tepatnya VOC. Ulah Belanda yang mematok tanah leluhurnya di Tegalrejo membuatnya marah. Ditambah lagi Belanda selalu merugikan rakyat yang berada di tanahnya termasuk merendahkan adat istiadat yang dijunjungnya.
Baca Juga:

Oleh karena itu kemudian bersama para pendukungnya, seperti Pangeran Mangkubumi, Kyai Mojo, dan Sentot Ali Basya Prawirodirdjo, mengangkat senjata melawan Belanda. Metode perang gerilya menjadi pilihan untuk menyerang Belanda dengan markas yang diyakini berada di Desa Selarong. Strategi ini berhasil membuat Belanda kewalahan. Konon karena Perang Jawa yang berlangsung di tahun 1825-1830 membuat keuangan Batavia kedodoran.
Pangeran Diponegoro dilahirkan pada 11 November 1785 yang merupakan anak sulung dari Sultan Hamengku Buwono II. Seharusnya tahta keraton jatuh padanya. Namun dia harus merelakannya tahta itu diteruskan pada adiknya yang menjadi Sultan Hamengku III. Ini karena lebih pada politik kotor Belanda yang ingin tetap menancapkan kukunya di tanah Jawa. Kemudian dia lengser keprabon dengan mendekatkan diri pada dunia spiritual.
Sosok yang dipercaya sebagai Ratu Adil ini ditangkap dengan jebakan licik. Untuk mengakhiri peperangan yang panjang, Belanda menawarkan perdamaian dengan pahlawan nasional ini. Dipilihlah Magelang untuk titik pertemuan. Namun bukannya mengadakan perdamaian Belanda kemudian ditangkap, penggambaran situasi itu dituangkan oleh Raden Saleh dan Nicolaas Pieneman dalam lukisannya. Nama Diponegoro diabadikan menjadi jalan utama di berbagai kota di Indonesia. (dea)
Baca Juga: