Panen Raya Diklaim Bikin Stok Beras Aman di Ramadan
Rabu, 28 Februari 2024 -
MerahPutih.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet paripurna (SKP) yang membahas persiapan Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2). Presiden meminta seluruh jajaran untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan sekaligus mempercepat pembagian bantuan kepada masyarakat.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok beras aman hingga memasuki Ramadan tahun ini karena akan terjadi panen raya pada Maret 2024.
Baca Juga:
Bapanas Andalkan Panen Raya Maret Amankan Stok Beras Sampai Ramadan
"Pada Maret 2024 akan panen raya yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3,5 juta ton beras," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo , saat mengecek stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (28/2).
Ia menjelaskan, penambahan itu berasal dari hasil panen raya di sejumlah daerah dan itu akan dimulai berlangsung minggu ini.
"Bulan Maret ini Insyaallah panennya akan 3,5 juta ton ya itu prediksi KSA (kerangka sampel area) dari teman teman BPS (Badan Pusat Statistik). Kemudian minggu-minggu ini panen lokal sudah dimulai," ujarnya.
Ia menjelaskan, naiknya harga beras saat ini dipengaruhi dari naiknya harga gabah yang naik.
"Harga gabah Rp 8 .000 per kg, maka jangan pangling, jangan heran kalau harga berasnya Rp 16.000/kg. Kalau mau harga berasnya Rp 14.000 per kg, maka harga gabahnya itu kurang lebih Rp 7.000 per kg," kata Arief.
Dia meyakini usai panen nanti harga gabah dan beras akan turun. Harga gabah akan berangsur turun dari yang sebelumnya Rp 8.600 per kg - Rp 8.700 per kg akan menjadi Rp 8.000 per kg, akan turun lagi kemungkinan Rp 6.500 per kg" harapnya.
"Pemerintah pun memiliki tugas menjaga harga di hilir untuk masyarakat, namun juga harus menjaga harga di tingkat produsen. Ini perlu saya jelaskan karena beberapa hari ini harga gabah itu pasti akan turun seiring berjalannya panen dan panen yang agak besar," katanya. (*)
Baca Juga:
Bukan Karena Bansos, Hasil Panen Rendah Diklaim Bikin Beras Mahal