Pabrik Ini Mengubah CO2 dari Udara Menjadi Batu

Rabu, 22 September 2021 - Muchammad Yani

POLUSI dan kualitas udara yang buruk di beberapa bagian negara telah merusak kondisi dunia dan mempercepat terjadinya perubahan iklim. Hal ini tentunya menjadi perhatian beberapa negara sejak lama dan sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan. Namun, meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi setiap tahun membuat masalah tersebut belum bisa terselesaikan.

Pemerintah dan berbagai organisasi telah mencari cara untuk menyelamatkan bumi, mengingat adanya slogan “There is no Planet B” sehingga satu-satunya cara menyelamatkan masa depan generasi selanjutnya adalah memperbaiki kerusakan bukan dengan melarikan diri dan mencari tempat hidup baru.

Baca juga:

Pandemi COVID-19, Waspadai Dampak Buruk Polusi Udara

Salah satu inovasi yang diketahui saat ini adalah kehadiran pabrik terbesar di dunia yang sengaja dirancang untuk menyedot karbondioksida dari udara dan kemudian mengubahnya menjadi batu. Pabrik ini sudah mulai melakukan pekerjaannya pada 8 September 2021.

Mengutip dari The Star, pabrik ini bernama Orca yang diambil dari kata Islandia "orka" yang berarti "energi". Pabrik ini juga terdiri dari empat unit yang masing-masingnya terdiri dari dua kotak logam. Bentuknya hampir mirip dengan wadah yang digunakan untuk transportasi maritim.

Baca juga:

Polusi Andil Menyebabkan Kanker Paru-Paru

Dibangun oleh Climeworks Swiss dan Carbfix Islandia, ketika beroperasi secara maksimal, pabrik akan menarik 4.000 ton karbondioksida (CO2) yang keluar dari udara setiap tahunnya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), hal ini setara dengan menyerap emisi dari sekitar 870 mobil.

Pabrik terbesar kedua di dunia ini dirancang untuk mengubah CO2 menjadi batu (Foto: Unsplash/Marcin Jozwiak)
Pabrik terbesar kedua di dunia ini dirancang untuk mengubah CO2 menjadi batu (Foto: Unsplash/Marcin Jozwiak)

Dalam mengumpulkan karbondioksida, pabrik menggunakan kipas untuk menarik udara ke kolektor, yang memiliki bahan filter di dalamnya. Setelah bahan filter diisi dengan CO2, kolektor ditutup dan suhu dinaikkan untuk melepaskan CO2 dari bahan, setelah itu gas yang sangat terkonsentrasi dapat dikumpulkan. CO2 kemudian dicampur dengan air sebelum disuntikkan pada kedalaman 1.000 meter ke batu basal di dekatnya.

Para pendukung yang disebut penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) percaya teknologi ini dapat menjadi alat utama dalam memerangi perubahan iklim. Namun para kritikus berpendapat bahwa teknologi ini masih bisa dikatakan sangat mahal dan mungkin memakan waktu puluhan tahun untuk beroperasi dalam skala besar. (Tel)

Baca juga:

Penyakit yang Tak Disangka Disebabkan oleh Polusi Udara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan