Kesehatan

Pandemi COVID-19, Waspadai Dampak Buruk Polusi Udara

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 26 Mei 2021
Pandemi COVID-19, Waspadai Dampak Buruk Polusi Udara

omponen dari polusi udara baik komponen gas ataupun komponen partikel, sebagian besar berdampak pada iritatif (foto: pixabay/juergenpm)

Ukuran:
14
Audio:

MASYARAKAT diimbau harus lebih waspada terhadap buruknya dampak polusi udara di masa pandemi COVID-19 saat ini. Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI) Dr Agus Dwi Susanto.

Menurut Agus, faktor lingkungan serta pola kerja mempunyai porsi yang cukup besar terhadap kesehatan serta fungsi dari paru dan penyakit lain yang berhubungan dengan saluran pernapasan manusia.

Baca Juga:

Mural Ini Bisa Menyerap Polusi Setara 780 Pohon

penting bagi masyarakat untuk selalu mewaspadai serta melindungi diri(foto: pixabay/pixel2013)

Karena itu, Dokter Agus mengimbau bahwa penting bagi masyarakat untuk selalu mewaspadai serta melindungi diri.

"Hindari daerah-daerah yang berpolusi dalam beraktivitas di luar rumah, selalu memantau kondisi polutan di udara, kemudian kurangi aktivitas di luar ruangan pada saat polutan sedang tinggi, dan menggunakan alat pelindung diri kalau kita beraktivitas di luar rumah termasuk menggunakan masker," ujar Dokter Agus seperti yang dikutip dari laman Antara.

Mengapa demikian? karena komponen dari polusi udara baik komponen gas ataupun komponen partikel, sebagian besar berdampak pada iritatif. Hal tersebut bisa menyebabkan keluhan-keluhan dalam jangka pendek.

Adapun keluhan tersebut yakni berupa iritasi. Seperti kulit muka berubah menjadi merah, hidung sering bersin-bersin, tenggorokan gatal, batuk-batuk karena adanya iritasi dari polusi, termasuk saluran bawah akan timbul peradangan akut, yang berpotensi menimbulkan keluhan dalam jangka pendek.

Baca Juga:

Kiat-Kiat Berkendara Agar Tidak Mencemari Udara

Agus mengatakan gejala tersebut merupakan jangka pendek yang disebabkan paparan polusi udara pada tubuh manusia.

Selain dampak jangka pendek, Agus juga melihat dampak jangka panjang dari polusi udara bagi masyarakat.

Ada dampak jangka pendek dan jangka panjang dari polusi udara (Foto: pixabay/foto-rabe)

Agus menjelaskan, orang yang memiliki asma akan menjadi sering kambuh. Sementara itu, orang yang belum terkena asma, apabila terus-menerus terkena polusi udara, dalam beberapa bulan atau tahun bisa terkena asma.

Hal itu bisa terjadi apabila orang tersebut terus berada di lingkungan berpolusi karena polusi akan membuat penurunan fungsi paru lebih cepat dan berimplikasi menyebabkan asma.

Selain itu, Agus juga melihat dampak buruk lainnya yang disebabkan paparan polusi udara. Terus menerus terpapar udara yang tidak bagus bisa menyebabkan penyakit serius, salah satunya kanker paru-paru.

Sejumlah riset menyebutkan udara yang buruk pun bisa berdampak pada gangguan kognitif anak-anak dalam masa pertumbuhan. Tinggi badan mereka akan sedikit lebih pendek daripada anak-anak yang tak terkena polusi. (Ryn)

Baca Juga:

Converse Lanjutkan Kampanye Bersihkan Udara di Dua Wilayah Jakarta

#Kesehatan #COVID-19 #Polusi Udara
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika
Jakarta menempati peringkat kedua kota dengan udara terburuk di dunia dengan indeks AQI di angka 172
Wisnu Cipto - Senin, 25 Agustus 2025
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika
Bagikan