Pandemi COVID-19, Waspadai Dampak Buruk Polusi Udara


omponen dari polusi udara baik komponen gas ataupun komponen partikel, sebagian besar berdampak pada iritatif (foto: pixabay/juergenpm)
MASYARAKAT diimbau harus lebih waspada terhadap buruknya dampak polusi udara di masa pandemi COVID-19 saat ini. Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI) Dr Agus Dwi Susanto.
Menurut Agus, faktor lingkungan serta pola kerja mempunyai porsi yang cukup besar terhadap kesehatan serta fungsi dari paru dan penyakit lain yang berhubungan dengan saluran pernapasan manusia.
Baca Juga:

Karena itu, Dokter Agus mengimbau bahwa penting bagi masyarakat untuk selalu mewaspadai serta melindungi diri.
"Hindari daerah-daerah yang berpolusi dalam beraktivitas di luar rumah, selalu memantau kondisi polutan di udara, kemudian kurangi aktivitas di luar ruangan pada saat polutan sedang tinggi, dan menggunakan alat pelindung diri kalau kita beraktivitas di luar rumah termasuk menggunakan masker," ujar Dokter Agus seperti yang dikutip dari laman Antara.
Mengapa demikian? karena komponen dari polusi udara baik komponen gas ataupun komponen partikel, sebagian besar berdampak pada iritatif. Hal tersebut bisa menyebabkan keluhan-keluhan dalam jangka pendek.
Adapun keluhan tersebut yakni berupa iritasi. Seperti kulit muka berubah menjadi merah, hidung sering bersin-bersin, tenggorokan gatal, batuk-batuk karena adanya iritasi dari polusi, termasuk saluran bawah akan timbul peradangan akut, yang berpotensi menimbulkan keluhan dalam jangka pendek.
Baca Juga:
Kiat-Kiat Berkendara Agar Tidak Mencemari Udara
Agus mengatakan gejala tersebut merupakan jangka pendek yang disebabkan paparan polusi udara pada tubuh manusia.
Selain dampak jangka pendek, Agus juga melihat dampak jangka panjang dari polusi udara bagi masyarakat.

Agus menjelaskan, orang yang memiliki asma akan menjadi sering kambuh. Sementara itu, orang yang belum terkena asma, apabila terus-menerus terkena polusi udara, dalam beberapa bulan atau tahun bisa terkena asma.
Hal itu bisa terjadi apabila orang tersebut terus berada di lingkungan berpolusi karena polusi akan membuat penurunan fungsi paru lebih cepat dan berimplikasi menyebabkan asma.
Selain itu, Agus juga melihat dampak buruk lainnya yang disebabkan paparan polusi udara. Terus menerus terpapar udara yang tidak bagus bisa menyebabkan penyakit serius, salah satunya kanker paru-paru.
Sejumlah riset menyebutkan udara yang buruk pun bisa berdampak pada gangguan kognitif anak-anak dalam masa pertumbuhan. Tinggi badan mereka akan sedikit lebih pendek daripada anak-anak yang tak terkena polusi. (Ryn)
Baca Juga:
Converse Lanjutkan Kampanye Bersihkan Udara di Dua Wilayah Jakarta
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika
