Nur Hidayat Sardini: Saya Suka Sekali Nonton Film Detektif

Rabu, 16 Desember 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Politik - Selain aktif di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan mengajar di Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini masih memiliki seabrek aktivitas. Salah satu aktivitas lain yang digelutinya adalah menuntaskan program doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Praktis dalam semingu ia harus mondar-mandir di tiga Kota besar, Jakarta, Semarang dan Bandung. Di Jakarta ia bekerja sebagai juru bicara DKPP, di Semarang ia menjadi dosen dan di Bandung ia menuntaskan program doktoral.

Mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2009-2011 menjelaskan bahwa semua aktivitas sosial dan pekerjaanya dilakukan secara berbarengan. Di sela-sela rutinitas dan kesibukannya yang demikian padat ia masih sempat mengelola jejaring sosial miliknya.

"Saya punya prinsip Hidup Bukan Serial dalam Laksanakan Tugas Tapi pararel. Saya lakoni hidup dan tugas saya secara bersama. Secara praktis saya bertugas di DKPP, di sisi akademis saya mengajar dan saya baru saja tuntaskan program doktoral saya. Jadi saya multi tasking," katanya kepada Bahaudin Marcopolo dan Rizki Fitrianto wartawan Merahputih.com baru-baru ini.

Di sela-sela kesibukannya yang demikian padat, pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah 10 Oktober 1969 mengaku masih memiliki hobi lain, salah satunya adalah membaca dan menonton film. Membaca, sambungnya adalah kebiasaan lama yang sudah dilakoninya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga kini.

"Saya punya lebih dari 5.000 buku dari berbagai judul," sambung NHS.

Selain itu penulis buku "Kepemimpinan Pengawasan Pemilu: Sebuah Sketsa" juga selalu rutin menonton film-film terbaru di bioskop. Ia mengaku hampir setiap minggu khususnya di akhir pekan ia selalu menghabiskan waktu untuk melepas kepenatan dengan menyambangi bioskop.

"Saya suka sekali nonton film, khususnya film detektif. Hampir semua film detektif sudah saya lihat semua," katanya sambil menikmati secangkir kopi hangat.

Secara fasih ia menjelaskan beberapa film detektif terkemuka, sebut saja Sherlock Homes yang diangkat ke layar lebar pada tahun 2002 dengan judul Case of Evil. Baginya sosok Sherlock Homes adalah detektif terbaik sepanjang masa, sebab sebelum diangkat ke layar lebar Sherlock Homes sudah dikenal pada awal abad ke 19 dan pertama kali dipublikasikan dalam bentuk novel pertama kali pada tahun 1887.

Homes sendiri adalah tokoh fiktif yang diciptakan Sir Arthur Conan Doyle. Homes juga terkenal dengan kelihaiannya menuntaskan kasus-kasus misterius yang sulit dipecahkan.

Selain itu NHS juga mengaku menjadi penggemar serial film James Bond. Serial detektif lain yang juga menarik menurutnya adalah Criminal Scene Investigation (CSI) sebuah film yang bercerita mengenai kasus pembunuhan di Amerika Serikat yang kejam dan penuh misteri.

Kemudian film Law and Order (Criminal Intent) sebuah film detektif terbaik yang dirilis pada tahun 2001 dan bercerita mengenai sepak terjang seorang polisi yang berhasil memecahkan kasus-kasus kriminal yang diselimuti misteri.

"Kalau ada film detektif baru pasti saya tonton. Kalau sedang di Jakarta saya ajak staf kalau di rumah saya ajak keluarga," tambah NHS.

Kesibukan yang demikian padat bukan berarti ia melupakan sosok keluarga. Ia mengaku setiap hari selalu berkomunikasi dengan ketiga putra dan putrinya. Pada hari libur, Minggu, Senin dan Selasa ia menghabiskan waktu dengan keluarga.

"Kalau di rumah saya ajak anak-anak pergi jalan-jalan. Waktu inilah yang saya gunakan sebaik mungkin," tandasnya. 

BACA JUGA:

  1. Breaking News: Setya Novanto Resmi Mengundurkan Diri 
  2. Kagumi Pramoedya Ananta Toer, Nur Hidayat Sardini Napak Tilas ke Pulau Buru 
  3. DKPP Usulkan Sengketa Pilkada Ditangani 3 Lembaga 
  4. DKPP: Golput Tinggi Bukan Hanya Salah KPU 
  5. Meski Angka Golput Tinggi, Pilkada Tangsel Sukses

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan