NATO Tuduh China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Senin, 01 Juli 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menggelar KTT NATO ke-75 akan berlangsung pada 9-11 Juli di Washington. KTT ini ditengah perang antara Rusia dan Ukraina yang belum selesai dan memaskan kondisi Asia Pasifik.

Teranyar, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menuduh China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia (PD) II.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jepang Yomiuri ia menyebutkan, Rusia memproduksi rudal dan drone dengan dukungan teknologi canggih yang diimpor dari China, yang dapat membuat Beijing bertanggung jawab memicu konflik terbesar di wilayah Eropa sejak Perang Dunia II, kata Stoltenberg kepada surat kabar Jepang.

Oleh karena itu, terdapat kebutuhan yang kuat untuk memperkuat kerja sama antara Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru untuk meningkatkan tekanan terhadap China dan menstabilkan kawasan, ujarnya.

Baca juga:

Korsel, Jepang dan AS Latihan Militer Bersama, Korut Sindir itu 'NATO Versi Asia'

Bila terjadi krisis di sekitar Taiwan, NATO akan mempertahankan statusnya sebagai aliansi Amerika Utara dan Eropa, papar Stoltenberg.

Ia mengatakan, NATO tidak akan melanjutkan rencana yang diumumkan sebelumnya untuk membuka kantor di Tokyo untuk menghindari provokasi Beijing.

NATO tidak melihat China sebagai saingan tetapi memandang perilaku China sebagai tantangan terhadap nilai-nilai, kepentingan dan keamanan aliansi, kata Stoltenberg.

Pernyataan Stoltenberg muncul ketika Amerika Serikat terus menuduh China melakukan pemulihan hubungan dengan Rusia serta menuduh bahwa Beijing mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Baca juga:

NATO Tunjuk PM Belanda Mark Rutter Jadi Sekjen

China dan Rusia telah menolak klaim AS dan menekankan sifat ekonomi dari hubungan bilateral mereka.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Mei lalu bahwa negaranya sedang melakukan pembicaraan untuk membuka kantor penghubung NATO di Tokyo untuk memfasilitasi konsultasi dengan aliansi tersebut. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan