Museum MACAN Persembahkan 'Stories Across Rising Lands'

Sabtu, 28 November 2020 - Ikhsan Aryo Digdo

MUSEUM MACAN akan menampilkan pameran seni kontemporer dari perupa Asia Tenggara berjudul Stories Across Rising Lands. Pameran ini dikomisi oleh KONNECT ASEAN dan didukung ASEAN-Republic of Korea Cooperation Fund.

Penyelenggaraan pameran ini merupakan sebuah inisiatif penting dari program seni dan budaya utama yang dimotori ASEAN Foundation.

Baca juga:

Museum MACAN Hadirkan 'Kisah Antah-berantah' untuk si Kecil

Menurut berita pers yang diterima merahputih.com, Jumat (27/11) pameran ini akan berlangsung dari 23 Januari–22 Mei 2021. Pengunjung diwajibkan mengikuti protokol kesehatan demi keamanan bersama.

Stories Across Rising Lands diorganisir Museum MACAN dan dikuratori bersama oleh kurator museum Asep Topan dan Jeong Ok Jeon. Mereka berdua ialah kurator independen yang berbasis di Jakarta.

Pameran ini berfokus pada perilaku dan narasi sehari-hari. (Foto: Istimewa)

Pameran ini menampilkan beberapa perupa pilihan dari berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Filipina, Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, Laos, Myanmar dan Kamboja. Para perupa berkarya menggunakan berbagai media, termasuk video, instalasi, fotografi, lukisan dan video performans.

Pameran ini berfokus pada perilaku dan narasi sehari-hari yang turut membentuk koneksi sosial dan budaya terhadap suatu tempat. Tak hanya itu, pameran ini merefleksikan keragaman dan penyebaran geografis yang penting di region ini.

Baca juga:

Memulai Karya Seni di Rumah dengan Macan Home Kit

Ada delapan perupa dan satu kolaborasi artistik terlibat dalam pameran ini. Mereka Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Maharani Mancanagara (Indonesia), Nge Lay (Myanmar) dan sebuah kolaborasi antara Tan Vatey dan Sinta Wibowo (Kamboja/Belgia).

Karya Kawita Vatanajyankur. (Foto: Istimewa)

Setiap perupa lahir di era 80-an. Mereka saling terhubung karena pengalaman universal pada generasi mereka dalam teknologi media; dampak perubahan ekonomi dan diskusi politik di negara mereka masing-masing; juga pendekatan terhadap format estetika yang mencerminkan pergerakan subtil antara konteks lokal, regional dan global.

Mereka merupakan figur-figur yang telah berkontribusi aktif dalam berbagai diskusi seni kontemporer di negara masing-masing. Secara konsisten mereka turut berpartisipasi dalam percakapan regional dan global.

Berbagai aktivasi digital terintegrasi dan panduan virtual akan disajikan selama periode pameran bagi mereka yang tidak dapat mengunjungi museum secara langsung. (ikh)

Baca juga:

Edukatif, Yuk 'Berkunjung' ke Museum Macan Dari Rumah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan