Moda Transportasi Perusahaan Negara Uni Eropa Dilarang Masuk Rusia
Selasa, 11 Oktober 2022 -
MerahPutih.com - Sejak perang Rusia-Ukraina berkecamuk pada 24 Februari 2022, negara Uni Eropa mengambil sejumlah langkah pembatasan dalam penggunaan jalur darat Eropa untuk transportasi Rusia.
Kini, larangan melintas wilayah Rusia untuk transportasi dari perusahaan negara Uni Eropa serta Norwegia, Ukraina dan Inggris diberlakukan oleh Rusian sejak Senin (10/10) waktu setempat.
Baca Juga:
Kiev Kembali Diserang Rudal Rusia, Korban Berjatuhan
Dekret untuk larangan itu ditandatangani oleh Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin sebagai balasan atas pembatasan Uni Eropa terhadap transportasi Rusia.
Namun, larangan itu dikecualikan untuk transportasi makanan, pakaian dan produk teknologi serta pasokan obat-obatan.
Sementara itu,Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji menyediakan lebih banyak senjata, termasuk sistem pertahanan udara canggih, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan Rusia.
"Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih," kata Gedung Putih dalam pernyataan, menyusul serangan luas Rusia ke sejumlah wilayah Ukraina pada Senin (10/10), waktu setempat.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Biden mengecam serangan rudal Rusia di seluruh Ukraina, termasuk di Ibu Kota Kiev.
Biden menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dan terluka dalam serangan yang disebutnya tidak masuk akal itu.
Zelenskyy secara terpisah mengatakan sistem anti serangan udara adalah prioritas nomor satu Ukraina dalam kerja sama pertahanan dengan AS.
"Kami juga membutuhkan kepemimpinan AS dengan sikap keras G7 dan dengan dukungan untuk resolusi kami di Majelis Umum PBB," kata dia di Twitter.
Korban jiwa akibat serangan Rusia di Ukraina pada Senin menjadi 11 orang dengan puluhan lainnya terluka. Pihak berwenang mengumumkan sekitar 64 orang terluka selama serangan itu, menurut Layanan Darurat Negara Ukraina.
Baca Juga:
Wilayah Ukraina Dicaplok Rusia, Kemenlu Pastikan WNI Dalam Kondisi Aman