Mirip Gejala COVID-19, Kenali Gangguan Parosmia dan Penyebabnya

Rabu, 09 Februari 2022 - Ananda Dimas Prasetya

HILANGNYA kemampuan untuk mencium bau dan merasakan cita rasa makanan di lidah atau yang biasa disebut dengan anosmia, memang menjadi hal yang banyak dikawatirkan di masa pandemi ini. Namun ternyata penyakit dengan gejala yang hampir sama dengan anosmia ini sudah ada sejak lama dan disebut sebagai gangguan parosmia. Jadi, sebenarnya penyakit kehilangan indra perasa ini bukan muncul akibat dampak jangka panjang dari virus Corona saja.

Menurut laman dari healthline, parosmia merupakan kondisi sinyal neuron sensorik olfaktorius yang terletak di rongga hidung tidak bisa mendeteksi bau yang ada di sekitarnya. Di beberapa kondisi pengidapnya bahkan dapat mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada di dekatnya.

Baca juga:

COVID-19 Bisa Sebabkan Gejala Anosmia, Apa Itu?

Tidak hanya itu, gangguan parosmia mampu membuat pengidap mencium sesuatu yang sebenarnya harum menjadi tidak menyenangkan seperti bau busuk. Terkadang aroma makanan lezat yang baru matang bisa terasa memuakkan hingga membuat pengidap merasa mual.

1. Infeksi virus

Kenali Gangguan Parosmia dan Berbagai Penyebabnya
Infeksi paru-paru menyebabkan kemampuan indra penciuman menurun. (Foto: Pixabay/coyot)

Ada begitu banyak virus yang dapat menyerang organ paru-paru dan hampir semuanya menyebabkan pengidap mengalami gangguan parosmia. Indra penciuman merupakan salah satu indra yang setiap saat digunakan oleh manusia. Entah itu untuk menghirup udara atau mencium bau. Maka, ketika kamu sudah terserang infeksi pada paru-paru, dapat dipastikan indra penciuman tidak akan 100% kembali normal.

2. Trauma otak

Kenali Gangguan Parosmia dan Berbagai Penyebabnya
Trauma otak berisiko menyebabkan parosmia. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Otak menyimpan jutaan saraf untuk mengatur kerja tubuh setiap saat. Jika kepala terbentur hebat hingga otak mengalami trauma, bisa jadi beberapa saraf di dalamnya mengalami kerusakan sehingga sangat memengaruhi kemampuan beberapa indra di dalam tubuh.

Saalah satunya saraf yang mengatur pergerakan anggota tubuh atau organ penciuman. Tak jarang kasus trauma otak menyebabkan pengidap mengalami parosmia secara permanen.

Baca juga:

Jangan Abaikan Gejala Pusing di Situasi Omicron

3. Bakteri

Kenali Gangguan Parosmia dan Berbagai Penyebabnya
Parosmia tidak bisa sembuh total. (Foto: Pixabay/nastya_gepp)

Bakteri seperti mycobacterium tuberculosis dan mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan parosmia. Untungnya penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri dapat sembuh total sehingga gangguan parosmia bisa berangsur hilang meskipun tidak bisa kembali ke kondisi normal seutuhnya.

4. Merokok

Kenali Gangguan Parosmia dan Berbagai Penyebabnya
Perokok berat berisiko mengalami gangguan parosmia. (Foto: Unsplash/Julia Engel)

Hayo... Siapa yang masih menjadi perokok berat? Sebaiknya kamu mulai pikir-pikir untuk berhenti dan lebih mementingkan kesehatan. Karena perokok berat berisiko mengalami gangguan parosmia. Asap rokok berpotensi merusak sel-sel di dalam tubuh yang berfungsi menerima bau dari luar tubuh.

5. Efek samping obat

Kenali Gangguan Parosmia dan Berbagai Penyebabnya
Efek samping obat dapat merusak berbagai saraf di dalam tubuh. (Foto: Pixabay/kfuhlert)

Beberapa penyakit kronis seperti kanker membutuhkan pengobatan menggunakan radiasi yang biasa disebut dengan kemoterapi. Sayangnya pengobatan dengan metode kemoterapi berisiko merusak beberapa saraf di dalam tubuh salah satunya saraf penciuman. Penyintas kanker biasa mengalami gangguan parosmia setelah melewati beberapa sesi kemoterapi. (Mar)

Baca juga:

Mengenal Gejala Omicron yang Hanya Muncul di Malam Hari

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan