Menutup Tempat Makan Outdoor Bisa Membantu Meredakan COVID-19?

Selasa, 29 Desember 2020 - annehs

JUMLAH kasus COVID-19 semakin tinggi, dan sebagian besar restoran yang memanfaatkan ruangan (indoor) harus tutup. Meski begitu, orang-orang masih berpikir bahwa tempat makan outdoor itu 'bebas COVID-19' sehingga mereka masih nyaman untuk makan di tempat terbuka.

Meski begitu, laman Healthline menuliskan menurut beberapa ahli kesehatan bahwa tempat makan outdoor pun harus ditutup demi meredakan pelonjakan jumlah kasus COVID-19.

Baca Juga:

Alat Skrining COVID-19 Buatan UGM Dapat Izin Edar Kemenkes

Outdoor tetap memiliki risiko terkena COVID-19. (Foto unsplash/marc babin)
Outdoor tetap memiliki risiko terkena COVID-19. (Foto: Unsplash/marc babin)

"Di situasi saat ini, kita harus menutup semuanya," ungkap profesor dan ketua departemen epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health, Karin Michels, ScD, PhD. Ia mengingatkan bahwa second wave dari COVID-19 ini lebih besar daripada yang pertama sehingga seluruh restoran makan yang menyediakan makan ditempat harus segera ditutup.

"Makan di outdoor saat ini tetap membolehkan orang untuk berkumpul terlalu dekat; Jarak 6 kaki (182 cm) antar individu sangat tidak bisa dipertahankan," ungkapnya. Maka dari itu, sebaiknya semua restoran lebih baik menyediakan jasa take away atau bawa pulang saja.

Memang, makan di outdoor lebih aman ketimbang indoor. Tetapi, orang-orang cenderung menghabiskan waktu diluar lebih lama untuk bercengkerama, apalagi setelah menahan diri untuk karantina mandiri selama berbulan-bulan.

Ditambah lagi, mereka juga harus melepas masker, yang dianggap sebagai kunci utama, ketika makan, minum atau merokok.

Baca Juga:

Warga Dubai Boleh Party Tahun Baru, Asal...

Hindari makan di luar (foto: unsplash/antenna)
Hindari makan di luar (foto: Unsplash/antenna)

Maka dari itu, drive-thru, delivery, dan take away (bawa pulang) lebih dianjurkan.

Di Indonesia, orang-orang juga terbiasa untuk foto dan melepas masker mereka. Jadi walaupun para pramusaji tetap mematuhi protokol kesehatan, para pelanggan tidak mematuhinya setiap saat. Di sisi lain, para pramusaji harus berinteraksi dengan pelanggan.

"Ditambah lagi, para koki biasanya bekerja di dalam ruangan, dan pramusaji harus mengambil makanan dan minuman dari dalam ruangan. Para pekerja pastinya berinteraksi satu sama lain", ungkap profesor di Case Western Reserve Universitu, Sharona Hoffman, JD, LLM.

Artinya, para pekerja restoran pun berisiko tinggi tertular dari pelanggan yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Maka dari itu, ada baiknya restoran untuk tidak menyediakan makan di tempat baik outdoor maupun indoor untuk membantu menghentikan penyebaran COVID-19. (SHN)

Baca Juga:

3 Makanan yang Bisa Melindungi Kita Dari COVID-19 Menurut Ilmuwan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan