Menurut Penelitian, Laki-Laki Botak Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona

Senin, 08 Juni 2020 - annehs

PENELITIAN Brown University telah menyimpulkan laki-laki botak lebih berpotensi untuk terinfeksi COVID-19. Prof. Carlos Wambier selaku pemimpin studi utama di Brown University mengatakan kebotakan merupakan alat prediksi keparahan sempurna terkait virus mematikan asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Baca juga:

Sesame Street Mengajarkan Anak Tentang Rasialisme dengan Cara Berbeda

Penelitian dan analisis data statistik yang dilakukan Public Health England juga mengatakan laki-laki dua kali lebih berpotensi meninggal karena virus Corona dibandingkan perempuan.

Pria botak lebih berpotensi terkena virus Corona. (Foto: CinemaBlend)
Pria botak lebih berpotensi terkena virus Corona. (Foto: CinemaBlend)

Kerentanan laki-laki ini disebabkan hormon androgen yang mengatur segala sesuatu berhubungan dengan organ reproduksi laki-laki, termasuk testosteron. Hormon ini bisa menyebabkan rambut rontok serta mampu meningkatkan kemampuan virus Corona untuk menyerang sel-sel tubuh.

Baca juga:

Film 'The Help' Dianggap tidak Properjuangan Black Lives Matter, ini Alasannya

Tidak hanya dari Brown University, penelitian lain di Spanyol juga menyimpulkan hal sama. The Sun melaporkan bahwa 79% pasien laki-laki yang terkena COVID-19 di tiga rumah sakit di Madrid memiliki kepala botak.

Ini disebabkan karena kondisi hormon yang dimiliki. (Foto: Esquire)
Ini disebabkan karena kondisi hormon yang dimiliki. (Foto: Esquire)

Jika kamu salah satu dari laki-laki botak, dianjurkan untuk lebih ekstra dalam menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi makanan dan minuman bernutrisi bagi tubuh, rajin berolahraga, serta perhatikan pola tidur. (shn)

Baca juga:

Lewat Bad Robot, JJ Abrams Donasikan Rp140 Miliar untuk Black Lives Matter

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan