Film

Film 'The Help' Dianggap tidak Properjuangan Black Lives Matter, ini Alasannya

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 08 Juni 2020
Film 'The Help' Dianggap tidak Properjuangan Black Lives Matter, ini Alasannya

film 'The Help' dianggap tidak membantu gerakan Black Lives Matter.(Foto IMDb)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEJAK isu rasialisme seputar kasus George Floyd semakin ramai diperbincangkan, berbagai hal yang berhubungan dengan masalah tersebut ikut terangkat. Sebagai contoh, kemunculan berbagai gerakan, film, musik, dan segala hal yang berkaitan dengan slogan 'Black Lives Matter'. Salah satu film yang langsung ramai dicari di Netflix ialah sebuah film adaptasi buku Kathryn Stockett pada 2009 berjudul The Help.

Secara sekilas, plot cerita dalam The Help kental dengan nuansa perjuangan warga kulit hitam. The Help menceritakan rasialisme yang terjadi di Jackson, Mississippi, di era 1960-an. Film ini mengisahkan tentang Skeeter Phelan, seorang perempuan kulit putih yang ingin menulis buku tentang ketidakadilan yang dialami asisten rumah tangga kulit hitam di Jackson. Dua tokoh utama yang membantunya ialah dua pelayan kulit hitam, Aibileen Clark dan Minny Jackson. Keduanya bekerja pada keluarga kulit putih. Di pertengahan film, penonton akan dibawa dalam perjuangan Skeeter dan pelayan berkulit hitam lainnya untuk membangun keadilan ras.

BACA JUGA:

Lewat Bad Robot, JJ Abrams Donasikan Rp140 Miliar untuk Black Lives Matter

Dengan isu yang diangkat kembali menjadi aktual, film yang dimainkan Emma Stone, Viola Davis, dan Octavia Spencer itu langsung menduduki peringkat atas film yang paling banyak ditonton sejak kasus kematian Floyd. Hal itu secara enggak langsung mendukung makna yang ada dalam film karya Tate Taylor tersebut. Sayangnya, film satu ini justru enggak membantu gerakan keadilan bagi warga kulit hitam loh. Mengapa? Inilah alasannya, seperti diungkap Screenrant.

1. Plot yang diisi dengan penolong kulit putih

the help
Malah menampilkan premis penolong kulit putih. (Foto IMDb)


Masalah utamanya terletak pada narasi penolong kulit putih. Dalam film The Help, alih-alih berdikari, Aibileen dan Minny seolah-olah ditampilkan perlu mengandalkan tulisan Skeeter agar bisa memperjuangkan keadilan dan kesetaraan ras. Film ini malah berfokus pada kebaikan hati dan pertolongan Skeeter yang notabene orang kulit putih. Sementara itu, warga kulit hitamnya hanya bisa tunduk dan tak berdaya sama penindasan yang terjadi.

Sebenarnya premis white savior ini memang sudah sering dipakai dalam film-film Hollywood. Sebut saja Green Book yang memenangi film terbaik dalam Oscar 2018, The Blind Side, Dangerous Minds, hingga Mississippi Burning. Ide kulit putih sebagai penolong acap digunakan dalam film-film yang mengangkat tema rasialisme. Seolah karakter kulit putih menolong mereka yang berkulit hitam atau karakter bukan kulit putih keluar dari kesengsaraan.

Fatalnya, film-film seperti itu justru memosisikan kulit putih sebagai pahlawan dalam memberikan keadilan. Jadi premis seperti itu justru malah jauh dari kata mendukung gerakan Black Lives Matter.

2. Pesan asli yang tidak tersampaikan

the help
Pesannya tidak bisa tersampaikan dengan baik. (Foto IMDb)


Berselang tujuh tahun setelah film dirilis, The Help kembali ramai diperbincangkan setelah wawancara Viola Davis dengan New York Times. Davis mengakui bahwa ia menyesal dengan keterlibatannya dalam proyek film tersebut. Bukan karena pengalaman maupun orang yang bekerja sama dengannya, melainkan karena pesan utamanya tidak bisa tersampaikan dengan baik.

"Saya hanya merasa pada akhirnya bukan suara pelayannya yang didengar. Saya mengetahui Aibileen dan Minny. Mereka sosok nenek sekaligus ibu saya. Dan saya ingin tahu apa perasaan mereka yang sesungguhnya ketika bekerja untuk orang kulit putih pada 1963. Saya tidak pernah mendengarnya sepanjang film," jelas Davis mengenai alasan penyesalannya.

Ironisnya, Aibileen ialah narator dalam film tersebut sehingga seharusnya cerita pengalamannya lah yang paling penting dalam film ini. Namun, di akhir film, ketika Aibileen dipecat majikannya, ia justru mengatakan bercerita kepada Skeeter merupakan pengalaman yang membebaskannya dan membuatnya bermimpi menjadi penulis.

Jadi pemberdayaan perempuan dan ras serta mimpi yang dia inginkan terjadi karena aksiSkeeter, bukan karena kemauannya sendiri. Penonton tidak bisa melihat pendapat dan suara sesungguhnya dari pekerja rumah tangga kulit hitam. Perasaan mereka malah diwakilkan lewat buku yang ditulis Skeeter sehingga otomatis penghargaannya justru untuk Skeeter. Bukan orang kulit hitam.

3. Ketidakadilan yang terjadi di balik layar

the help
Ada ketidakdilan yang benar-benar terjadi di balik layar. (Foto IMDb)


Alasan terakhir ialah ketidakadilan rasialis yang benar-benar terjadi di balik layar. Ablene Cooper, tokoh asli pekerja rumah tangga yang bekerja untuk saudara Kathryn Stockett, mengajukan gugatan US$75 ribu kepada Stockett setelah film The Help dirilis. Alasannya, karakter Aibileen terinspirasi darinya tanpa sepengetahuan maupun izinnya. Cooper menyebut penggambaran karakter Aibileen Clark 'memalukan' dan 'mengecewakan secara emosional' serta mengungkapkan ketidaksenangannya tentang bagaimana pelayan kulit hitam dicirikan dalam novel.

Kasus tersebut akhirnya dihentikan setelah sang penulis berdebat bahwa gugatan Cooper sudah melewati batas waktu yang ditentukan. Bahkan klaim Ablene Cooper mengenai tokoh Aibileen yang terinspirasi darinya tidak pernah disetujui dan ia tidak pernah mendapat uang dari hasil penjualan buku Stockett.

Jadi kita bisa melihat bahwa di balik layar saja ada ketidakadilan yang terjadi kepada warga kulit hitam.(sam)

BACA JUGA:

BTS Sumbang Rp14 Miliar untuk Kampanye Black Lives Matter

#Film
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
Deretan film horor yang akan meramaikan bioskop Tanah Air di September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 September 2025
Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
ShowBiz
Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’
Fonda, sahabat lama Redford sekaligus lawan mainnya dalam 'Barefoot in the Park' (1967) menyebut Redford ialah pribadi yang indah dalam segala hal.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’
ShowBiz
Aktor Legendaris Robert Redford Meninggal di Usia 89 Tahun
Ia mengumumkan pensiun dari dunia akting pada 2018, setelah mengaku pada 2016 bahwa ia lelah berakting.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
 Aktor Legendaris Robert Redford Meninggal di Usia 89 Tahun
ShowBiz
Angelina Jolie Comeback dengan Film Adaptasi Novel 'Anxious People', Intip Sinopsisnya
Angelina Jolie dipastikan membintangi film terbaru berjudul Anxious People garapan sutradara Marc Forster.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 September 2025
Angelina Jolie Comeback dengan Film Adaptasi Novel 'Anxious People', Intip Sinopsisnya
ShowBiz
'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026
Sederet bintang besar Hollywood akan mengisi suara untuk film animasi The Super Mario Galaxy Movie.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026
ShowBiz
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas
Film Lavender Marriage dijadwalkan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas
ShowBiz
Film Biografi Kreator Bumble 'Swiped' akan Rilis di Disney+, Simak Sinopsisnya
Lily James akan membintangi film Swiped, biografi kreator aplikasi kencan Bumble.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Film Biografi Kreator Bumble 'Swiped' akan Rilis di Disney+, Simak Sinopsisnya
ShowBiz
Emmy Awards 2025, ‘The Pitt’ Raih Penghargaan Drama Terbaik dan ‘The Studio’ Pecahkan Rekor Komedi
Keempat Emmy yang dibagikan dalam ajang Emmy yang digelar di Peacock Theater, Los Angeles, Minggu (14/9) malam jatuh ke tangan Rogen.
Dwi Astarini - Senin, 15 September 2025
Emmy Awards 2025, ‘The Pitt’ Raih Penghargaan Drama Terbaik dan ‘The Studio’ Pecahkan Rekor Komedi
ShowBiz
Emmy Awards 2025, Nominasi dan Pemenang Lengkap
'Adolescence', 'The White Lotus', 'Severance', dan 'The Penguin' termasuk di antara serial yang bersaing untuk hadiah utama.
Dwi Astarini - Senin, 15 September 2025
Emmy Awards 2025, Nominasi dan Pemenang Lengkap
Lifestyle
Lin Shaye dan Amelia Eve Bintangi Film Insidious Terbaru, Siap Hadirkan Kisah Mengerikan di Bawah Arahan Sutradara Jacob Chase
Film terakhir dalam waralaba ini, Insidious: The Red Door, yang dirilis pada 2023, menjadi film terlaris dalam seri tersebut
Angga Yudha Pratama - Minggu, 14 September 2025
Lin Shaye dan Amelia Eve Bintangi Film Insidious Terbaru, Siap Hadirkan Kisah Mengerikan di Bawah Arahan Sutradara Jacob Chase
Bagikan