Menteri Agama Ingatkan Momen Ramadan Tak Jadi Ajang Pelanggaran Prokes

Senin, 12 April 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1442H jatuh pada 13 April 2021.

Ketetapan ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas usai menggelar Sidang Isbat Awal Ramadan 1442H/2021M di Jakarta.

Yaqut mengingatkan seluruh masyarakat agar tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan selama Ramadan.

Baca Juga:

Selasa, 13 April Ditetapkan Jadi Awal Puasa Ramadan 2021

"Segala bentuk aktivitas ibadah selama Ramadan harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas)," kata Gus Yaqut, di Jakarta, Senin (13/4).

Yaqut menuturkan, kedisiplinan adalah bentuk pengendalian nafsu sebagaimana yang diajarkan oleh spirit Ramadan.

"Kedisiplinan dalam penerapan prokes juga menjadi ikhtiar bersama untuk menjaga kesehatan diri, keluarga, dan juga masyarakat," tutur dia.

"Dengan keberkahan Ramadan, semoga pandemi COVID-19 ini segera berlalu," sambungnya.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menyampaikan hasil sidang isbat, Senin (12/4/2021). (ANTARA/HO/Kemenag)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menyampaikan hasil sidang isbat, Senin (12/4/2021). (ANTARA/HO/Kemenag)

Yaqut telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442H/2021M.

"Panduan ini tidak berlaku bagi mereka yang berada di zona oranye dan zona merah. Bagi mereka yang berada di zona itu, harap beribadah di rumah saja," ujar Yaqut.

Sedangkan bagi mereka yang berada di zona kuning dan zona hijau silakan melaksanakan ibadah tarawih di masjid atau musala, tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.

Ia juga menyampaikan, Ramadan adalah bulan istimewa.

Mereka yang mencintai kebaikan, lanjut Yaqut, diseru untuk bergembira, memanfaatkan berjuta keistimewaan yang ada di dalamnya.

Baca Juga:

Masjid Istiqlal Gelar Tarawih Ramadan 2021

Sebaliknya, mereka yang masih suka berbuat kejahatan dan keburukan, diseru untuk berhenti dan introspeksi diri.

"Ramadan adalah kesempatan untuk menata diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi," tutur Yaqut.

Ia juga mengajak umat untuk menjadikan bulan suci Ramadan sebagai momentum pendidikan jiwa.

"Agar menjadi umat beragama yang memiliki tepo sliro atas berbagai perbedaan dan memuliakan sesama untuk Indonesia yang lebih baik," tutup dia. (Knu)

Baca Juga:

Ingat, Menteri Agama Berpesan Jangan Cederai Hikmah Ramadan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan