Mengenal Upacara Tani 'Kenduri Ule Lhueng' dari Suku Kluet Aceh

Kamis, 01 Agustus 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Aceh memiliki beberapa suku, salah satunya adalah Suku keluwat atau Kluet yang tinggal di daerah Kabupaten Aceh Selatan. Secara etnis, masyarakat dari Suku Kluet termasuk dalam salah satu rumpun Batak.

Dikutip dari berbagai sumber, Suku Kluet memiliki upacara adat yang dilangsungkan oleh para petani dari Kluet saat mengerjakan pekerjaannya di sawah. Upacara adat satu ini dimulai sejak para petani turun ke sawah hingga memanen padi dan mengolahnya. Setiap tahapan dari upacara ini memiliki upacaranya sendiri-sendiri.

“Contohnya ketika petani pertama kali turun ke sawah, maka akan dilaksanakan sebuah upacara yang biasa disebut dengan nama Kenduri Ule Lhueng atau disebut dengan Babah Lhueng,” bunyi keterangan tertulis dari laman resmi Pemprov Aceh.

Lebih lanjut, Kenduri ini dilaksanakan ketika air mulai dimasukan dalam alur dan nantinya air tersebut akan mengairi sawah. Dalam prosesnya, biasanya para petani akan memotong seekor hewan, biasanya hewan yang dipotong adalah kerbau.

Baca juga:

Mengenal Tari Saman beserta Sejarah dan Maknanya

Ilustrasi Kenduri Ule Lhueng
Ilustrasi Kenduri Ule Lhueng. Foto: Sekretariat Majelis Adat Aceh
>Setelah padi berumur kurang lebih satu hingga dua bulan, masyarakat dari Suku Kluet akan melangsungkan Kenduri Kani. pelaksanaan Kenduri Kanji ini hanya berupa upacara mengantar bubur ke sawah yang dipimpin oleh juru biyo atau kejurun belang.

Lalu, ketika menjelang masa bunting atau ketika padi telah terisi, para petani akan melangsungkan upacara Kenduri Sawah. Kenduri satu ini memiliki nama yang berbeda-beda bergantung di daerah mana.

Contohnya di daerah Aceh Besar, Kenduri Sawah biasanya dikenal dengan nama Keunduri Geuba Geuco, kemudian di daerah Aceh Pidie digelar Kenduri Dara Pade. Lalu, daerah Aceh Utara melaksanakan Kenduri Adam. Pada masa-masa setelah memotong serta menuai padi, para petani melakukan Keunduri Pade Baro.

Upacara kenduri ini biasanya dilakukan lebih sederhana oleh masing-masing dari keluarga petani di rumahnya sendiri-sendiri dengan tujuan untuk mengambil berkah. Dari sekian tahapan upacara adat ritual sawah Suku Kluet ini, kenduri yang pertama diselenggarakan secara besar-besaran.

Baca juga:

Pacuan Kuda Tradisional Gayo, Tradisi yang Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

“Serangkaian upacara adat tersebut, bagi masyarakat Suku Kluet merupakan sebuah perwujudan dari doa serta rasa syukur pada Tuhan karena telah memberikan kelimpahan rejeki,” pungkasnya. (Far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan