Mengapa Anak Laki-laki harus Disunat?

Rabu, 28 Juni 2023 - P Suryo R

LIBURAN anak sekolah sering kali menjadi waktu yang tepat untuk anak laki-laki disunat. Apalagi umurnya
telah tepat untuk dilakukan sunat.

Ada dua alasan mengapa anak laki-laki harus disunat. Pertama karena alasan budaya dan agama, kedua tentu saja karena alasan kesehatan. Kedua alasan tersebut tentu saja untuk mencegah anak laki-laki dari penyakit yang dapat menyerang alat kelaminnya.

Baca Juga:

Beda Sunat Waktu Kecil Sama Besar, Mending Mana?

sunat
WHO merekomendasikan sunat dilakukan pada bayi dan anak laki-laki demi menjaga kesehatan mereka. (freepik/jcomp)

Melansir laman WHO, bahwa lembaga kesehatan dunia ini merekomendasikan sunat dilakukan pada bayi laki-laki demi menjaga kesehatan mereka. Kulit kulup yang tidak dibuang bisa menyebabkan penyakit kelamin dan saluran kencing bila tidak dirawat dengan baik.

Selain anjuran WHO tadi, terdapat pula penjelasan dr. Jonsinar, Sp.B, Sp.BA bahwa tujuan dan manfaat sunat adalah untuk membuat kepala penis expose / terbuka sehingga mudah dibersihkan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi bahkan mengurangi resiko terjadinya kanker penis, penyakit menular seksual dan infeksi saluran kemih.

Di Indonesia, proses ini umumnya dilakukan saat anak laki-laki memasuki usia sekolah dasar atau sekitar 6–10 tahun. Semakin tua usia anak laki-laki atau pria yang disunat, semakin bertambah juga risiko, tingkat kerumitan dan lamanya proses penyembuhannya.

Metode sunat pun kini sudah semakin canggih. Melansir laman klikdokter, terdapat empat metode sunat yang paling populer, yaitu

Sirkumsisi atau konvensional


Metode sunat ini dilakukan dengan cara memotong langsung kulup dengan alat potong, seperti gunting atau pisau bedah. Metode sunat ini telah digunakan sejak lama dan masih banyak digunakan saat ini.

Kelebihan metode ini adalah minim risiko dan dapat dilakukan untuk pasien segala usia. Tapi proses penyembuhan metode ini lumayan lama dan membutuhkan perawatan di rumah yang lebih saksama.

Baca Juga:

Sunat Saat Bayi, Amankah?

sunat
Metode sunat pun kini sudah semakin canggih, selain konvensional, metode laser, klem dan stapler bisa menjadi pilihan (freepik/nensuria)

Laser atau electrical cauter


Metode laser menggunakan pemanas elektrik yang ditembakkan ke ujung penis untuk memotong kulup. Metode ini menjadi pilihan banyak orang tua untuk anak, karena prosesnya lebih cepat dibandingkan metode lainnya.

Kelebihan metode laser adalah minim jahitan dan perdarahan. Proses penyembuhannya pun bisa lebih cepat dan perawatannya lebih sederhana. Namun ada risikonya yaitu kepala penis berisiko terpotong.

Klem

Metode sunat klem ini dilakukan dengan cara memasang alat klem di batang penis sesuai dengan ukuran. Setelah itu, kulup dipotong dengan pisau bedah. Klem akan terpasang pada penis hingga luka mengering.

Kelebihan dari metode klem adalah tidak menggunakan jahitan dan minim perdarahan. Selain itu, proses penyembuhan juga berlangsung cepat dan tidak terlalu terlalu nyeri. Sayangnya, metode klem terbilang mahal dan berisiko klem tersebut menggantung di penis.

Stapler


Metode yang satu ini biasanya untuk dilakukan pada pria remaja dan dewasa. Caranya dengan menggabungkan metode potong serta jahit dengan alat strapler berbentuk lonceng pada bagian dalam untuk melindungi kepala penis.

Metode ini punya kelebihan jahitan yang lebih kuat dan minim perdarahan. Akan tetapi, mirip seperti klem, harga metode stapler terbilang mahal. Stapler juga berisiko menggantung di kepala penis.

Dari keempat metode tadi, banyak ahli berpendapat bahwa metode konvensional adalah yang paling aman dilakukan. Tingkat risiko yang terjadi pun hampir tidak ada, walaupun membutuhkan waktu lebih lama pada proses penyembuhan.

Sunat mesti dilakukan dengan prosedur yang benar. Kini sudah banyak fasilitas kesehatan pratama yang menyediakan layanan sunat. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat sunat sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti di rumah sakit. Kondisi misalnya mengidap hemofilia atau kelainan pembekuan darah sebaiknya melakukan sunat di rumah sakit. (dgs)

Baca Juga:

Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Lupus

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan