Menenangkan, ASMR Baik bagi Kesehatan Mental

Selasa, 11 Januari 2022 - Dwi Astarini

SUARA bisikan, bunyi ujung kuku yang mengenai permukaan, bunyi mesin tik, halaman buku yang dibalik, derak daun, suara yang ditimbulkan ketika makan, atau bunyi ujung pulpen yang menggores kertas ialah beberapa bunyi-bunyian yang belakangan amat disukai warganet. ASMR, demikian mereka menyebutnya.

Tak sedikit orang yang terbantu dengan dengan bebunyian ASMR itu. ASMR adalah singkatan dari autonomous sensory meridian response. Seperti dilansir Hellosehat, istilah itu mengacu pada timbulnya perasaan santai diikuti dengan sensasi menggelitik di kulit kepala, belakang leher, bahu, atau tempat lainnya pada tubuh.

Studi pada jurnal Plos One menunjukkan sekitar 81% partisipan pernah mengalami fenomena ini di masa lalu. Kebanyakan orang merasakannya pertama kali di usia 5 hingga 10 tahun, sisanya di masa dewasa. Banyak orang yang mengalami fenomena ini sejak lama. Kemunculan ASMR dikaitkan dengan getaran atau perasan tenang yang terkadang terjadi saat seseorang mendengarkan musik. Meski demikian, ASMR ternyata jarang dipicu musik. Diketahui, suara tajam yang tenang justru lebih sering memunculkan ASMR.

BACA JUGA:

Atasi Depresi dengan Terapi Aktivasi Perilaku

Belakangan, seiring dengan makin maraknya fenomena ASMR, banyak yang mendengarkan bebunyian yang menimbulkan ASMR untuk menemani tidur. Beberapa ASMR diklaim membuat jadi lebih rileks sehingga bisa tidur lebih cepat atau bahkan lebih nyenyak.

Tak hanya membuat tidur lebih nyenyak, ASMR juga diketahui baik untuk kesehatan mental. Sebuah penelitian pada 2015 menyebut ASMR membantu seseorang meringankan suasana hati yang negatif, termasuk perasaan depresi atau stres. Hal itu berpotensi membantu mengurangi rasa sakit (nyeri) kronis pada sebagian orang.

relaks
ASMR membuat orang relaks. (pexels-artem-beliaikin)

Penelitian lain di 2018 menunjukkan bahwa menonton video ASMR dapat memperlambat detak jantung. Suara-suara ASMR membuat penontonnya lebih tenang dan rileks. Periset juga menambahkan bahwa partisipan mengalami peningkatan koneksi dengan orang lain yang dapat berdampak positif pada kualitas hidup.

Penelitian tambahan yang dilakukan oleh Ohio State University di tahun yang sama menyebutkan berbagai manfaat ASMR yang dilaporkan oleh pastisipan, seperti:

Guna mengetahui fakta dari manfaat ASMR pada tubuh ini, seperti dilansir Sleep, periset mengadakan penelitian lebih dalam dengan memindai otak fMRI saat ASMR terjadi. Hasilnya menunjukkan aktivasi seluruh otak pada beberapa area yang terkait dengan kesadaran diri, pemahaman sosial, dan perilaku sosial.

ASMR sebagai respons sosial akan menimbulkan perasaan nyaman, relaksasi, dan mengantuk. Area otak yang mengaktifkan ASMR dikaitkan dengan hormon seperti dopamin, oksitosin, dan endorfin. Semua hormon itu dapat meningkatkan perasaan nyaman dan relaks.

Meski demikian, efek ASMR pada otak tidak selalu menimbulkan ketenangan. Pada beberapa orang, ASMR bisa memicu peningkatan rasa gembira dan sedih. Mekanisme itu masih diteliti lebih lanjut. Meskipun ASMR memberikan manfaat bagi kesehatan, tidak semua orang bisa merasakannya. Sebagian orang tidak merasakan efek apa pun.

sleep
Beberapa orang tidur lebih nyenyak dengan bantuan ASMR. (foto: pexels-ivan-oboleninov)

Malah ada pula yang mengalami efek negatif. Beberapa pastisipan penelitian melaporkan mendengarkan bunyi-bunyian terkait ASMR, bisa membuat mereka bosan, bingung, bahkan gelisah. Efek yang tidak menyenangkan itu muncul pada orang yang mengidap misophonia, yakni fobia terhadap suara-suara tertentu. Kebanyakan pengidapnya membenci suara mengunyah, suara napas, suara menggunting kuku, atau suara bisik.

Mendengarkan suara-suara itu secara berulang bisa membuat pengidap misophonia merasa cemas, stres, panik, bahkan marah. Beberapa orang yang mendapatkan manfaat dari mendengar atau menonton video ASMR bisa menjadikan ini sebagai perawatan tambahan untuk mengatasi stres, gangguan kecemasan, dan insomnia.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan