Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Jumat, 17 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Banyak orang tua dibuat bingung ketika anak sulit makan atau menolak makanan tertentu. Anak sering kali hanya mau makanan dengan rasa, warna, atau tekstur yang monoton.
Kondisi ini dikenal dengan istilah picky eating. Penyebabnya ternyata tidak selalu karena perilaku manja atau ketidakdisiplinan anak.
Menurut para ahli tumbuh kembang, kebiasaan pilih-pilih makanan justru bisa berkaitan erat dengan perkembangan sensorik dan motorik anak yang belum matang.
Hal ini diungkapkan dalam acara Play-Doh Playdate: Menghidupkan Jajanan Anak dengan Kreativitas Tanpa Batas!, yang diadakan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia pada Kamis (16/10) di Bintaro, Tangerang Selatan.
Baca juga:
Masa MPASI Waktunya si Kecil Eksplorasi Makanan, Bermanfaat agar Tidak Jadi Picky Eater
Kegiatan interaktif ini menghadirkan psikolog anak, terapis okupasi, serta para orang tua untuk membahas bagaimana permainan sensorik dapat menjadi solusi menyenangkan dalam mengatasi picky eating.
Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Saskhya Aulia, M.Psi. menjelaskan, bahwa aktivitas seperti menggulung atau membentuk Play-Doh sebenarnya melatih kemampuan motorik anak yang penting untuk aktivitas sehari-hari, termasuk makan.
“Melalui permainan seperti ini, anak belajar mengeksplorasi berbagai tekstur tanpa tekanan. Ini bisa membantu mereka lebih nyaman dengan sensasi baru yang nantinya juga muncul saat makan,” jelasnya.
Sementara itu, Terapis Okupasi Anak, Mentari Puspa Dewi, S.Tr.Kes.OT menambahkan, picky eating sering kali muncul karena sistem sensorik anak belum mampu menyesuaikan diri terhadap rangsangan tertentu.
Baca juga:
Ratusan Ribu Anak Indonesia Alami Gigi Berlubang, Sakit Gigi Bisa Timbulkan Penyakit Sistemik
“Aktivitas makan melibatkan banyak indra – rasa, penciuman, penglihatan, dan peraba. Bila salah satu indra belum siap, anak bisa menolak makanan dengan tekstur yang dianggap aneh atau tidak nyaman,” ungkapnya.
Solusi yang disarankan bukan memaksa anak untuk makan, melainkan membantu mereka mengeksplorasi sensasi baru dalam suasana yang aman dan positif.
Permainan sensorik seperti bermain Play-Doh menjadi cara efektif, karena memungkinkan anak merasakan berbagai tekstur, bentuk, dan warna secara menyenangkan.
Melalui cara ini, otak dan tubuh anak akan lebih terbiasa terhadap rangsangan baru, sehingga waktu makan pun tidak lagi menjadi momen penuh stres. (far)