Korban Gempa Myanmar Melonjak, Lebih daripada 1.000 Seiring Lebih Banyak Jenazah Ditemukan di Reruntuhan

Minggu, 30 Maret 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - KORBAN tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo di Myanmar melonjak menjadi lebih dari 1.000 orang, Sabtu (29/3). Lonjakan itu tercatat setelah lebih banyak jenazah ditemukan di reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa yang terjadi di dekat kota terbesar kedua di negara itu.

Seperti dilansir The Korea Times, pemerintah yang dipimpin militer Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hingga kini telah ditemukan 1.002 orang tewas dan 2.376 lainnya terluka, dengan 30 orang masih hilang. Pernyataan itu menyebutkan angka tersebut masih bisa bertambah karena data rinci masih terus dikumpulkan.

Myanmar tengah dilanda perang saudara yang berkepanjangan dan berdarah yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan besar. Situasi itu membuat pergerakan di dalam negeri menjadi sulit dan berbahaya. Hal inilah yang memperumit upaya bantuan serta meningkatkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat tajam.

Gempa dahsyat itu terjadi pada Jumat siang dengan pusat gempa tidak jauh dari Mandalay, diikuti beberapa gempa susulan, termasuk yang berkekuatan 6,4 magnitudo. Gempa itu menyebabkan banyak bangunan runtuh, jalan-jalan retak, jembatan roboh, dan sebuah bendungan jebol.

Baca juga:

Probowo Siap Kirimkan Bantuan Buat Korban Gempa di Myanmar dan Thailand


Di ibu kota Naypyidaw, tim penyelamat pada Sabtu bekerja untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak, sedangkan listrik, layanan telepon, dan internet masih padam di sebagian besar kota. Gempa ini merobohkan banyak bangunan, termasuk beberapa unit tempat tinggal pegawai negeri, tetapi bagian kota tersebut telah diblokade pihak berwenang.

Pemerintah Myanmar mengatakan darah sangat dibutuhkan di daerah yang paling parah terkena dampak. Di negara yang pemerintah sebelumnya terkadang lambat dalam menerima bantuan asing, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar siap menerima bantuan dari luar negeri.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021. Mereka kini terlibat dalam perang saudara yang brutal dengan milisi lama serta kelompok prodemokrasi yang baru terbentuk.

Pasukan pemerintah telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Myanmar. Banyak tempat sangat berbahaya atau bahkan mustahil dijangkau kelompok bantuan. Lebih dari 3 juta orang telah mengungsi akibat konflik, dan hampir 20 juta orang membutuhkan bantuan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Meskipun gambaran lengkap dari kerusakan masih muncul, sebagian besar dari kami belum pernah melihat kehancuran seperti ini. Tanpa diragukan lagi, kebutuhan kemanusiaan akan sangat besar,” kata Haider Yaqub, Direktur Plan International Myanmar.(dwi)

Baca juga:

Korban Tewas Gempa Magnitudo 7,7 di Myanmar Bertambah, Negara ASEAN Siap Kirim Bantuan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan