Komisi E DPRD Jakarta Prioritaskan Program Sekolah Swasta Gratis pada 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Ketua Komisi E (bidang Kesra) DPRD DKI Jakarta, Muhammad Thamrin mengatakan, program prioritas yang akan segera direalisasikan adalah sekolah swasta gratis.

Sekolah swasta gratis merupakan kebijakan berharga yang harus terus dikawal hingga terealisasi pada 2025 mendatang.

"Harapan itu sudah masif disosialisasikan, dan masyarakat sudah senang gembira," ujar Thamrin di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).

Jadi, ia mendorong untuk segera merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan. Harapannya adalah bisa menjadi kerangka acuan dalam menerapkan program Sekolah Swasta Gratis.

Baca juga:

Sekolah Swasta Menengah ke Atas di Jakarta Tidak Dapat Anggaran Sekolah Gratis

"Jangan sampai kerja kita besok jalan di tempat dan tidak pernah menjembatani urusan ini untuk bisa diselesaikan," tutur Thamrin.

Selain program Sekolah Swasta Gratis, ia juga berkomitmen mengedepankan pelayanan untuk masyarakat agar lebih sigap dan tanggap.

"Selama pelayanan itu untuk masyarakat, harus lebih baik pelayanannya. Masyarakat di Jakarta tidak ada perbedaan suku, ras dan agama, semuanya dapat terlayani semua merasa lebih baik," pungkas Thamrin.

Diketahui, saat ini sudah ada hampir 3.000 sekolah swasta di Jakarta yang siap bergabung untuk menyukseskan Program Sekolah Swasta Gratis.

Baca juga:

Pimpinan DPRD Minta Masyarakat Tak Cibir Ide Transportasi Air RIDO

Program yang digagas Pemprov DKI Jakarta bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 itu, rencananya akan direalisasikan mulai 2025.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKl Jakarta, Ima Mahdiah menyebutkan, Pemerintah DKI akan mengucurkan anggaran Rp 1,7 triliun untuk program sekolah swasta gratis yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2025.

Ia menuturkan, tingginya anggaran lantaran masih terdapat anak-anak kurang mampu yang mengenyam pendidikan di sekolah swasta. Apalagi karena harus membayar setiap bulan, akhirnya mereka mesti menunggak biaya sekolah.

"Kalau enggak salah Rp 1,7 triliun karena banyaknya anak-anak yang tidak mampu yang dia harus sekolah di swasta," ujar Ima di Jakarta, Rabu (9/10). (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan