Ketua MUI Ingatkan Jangan ada Lagi Penghinaan atas Nama SARA dan Ruang untuk Saling Benci

Sabtu, 12 April 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - TENGAH viral di media sosial, seorang pendakwah Gus Fuad Plered yang disebut menyinggung tokoh agama lain. Gus Fuad terdengar melontarkan kata-kata yang diduga menghina Habib Idrus bin Salim Al Jufri yang akan dicalonkan menjadi pahlawan nasional.

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengajak masyarakat bisa menahan diri serta tidak terprovokasi oleh isu yang berkembang terkait dengan pernyataan kontroversial yang disampaikan Gus Fuad Plered baru-baru ini.

"Meski ini menimbulkan kegelisahan di tengah publik, saya mengimbau agar masyarakat tidak terpancing emosi atau narasi-narasi yang berpotensi memecah belah persatuan dan tetap menjaga ketenangan serta tidak terprovokasi," tegas Asrorun Niam Sholeh dalam keteranganya di Jakarta, Sabtu (12/4).

Dia mengatakan seharusnya jangan ada lagi penghinaan atas nama agama. "Setop penghinaan atas nama SARA, jangan beri ruang untuk saling benci," kata dia lagi.

Baca juga:

Idul Fitri 1446 H, MUI Ajak Umat Islam untuk Tetap Miliki Integritas yang Tercermin dalam 3 Aspek



Menurut dia, dalam situasi seperti ini, penting untuk mempercayakan sepenuhnya proses penanganan kepada aparat penegak hukum. "Jangan main hakim sendiri, percayakan kepada penegak hukum. Main hakim sendiri justru berpotensi memperkeruh suasana dan merugikan banyak pihak," tuturnya.

Dalam hal ini, lanjut dia, aparat penegak hukum diharapkan memiliki sensitivitas terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). "Langkah-langkah penegakan hukum perlu segera diambil secara profesional dan transparan, guna memberikan rasa keadilan serta menenangkan keresahan publik," ujarnya.

Selain itu, Asrorun Niam Sholeh berpesan agar aparat hukum perlu bergerak cepat mengambil langkah hukum atas dugaan tindak pidana SARA, agar masyarakat yang menjadi korban merasa memperoleh keadilan serta untuk memberikan efek jera terhadap setiap upaya provokasi yang berpotensi merusak harmoni dan persatuan. "Kesan lamban dan pembiaran akan menjadi bensin yang bisa menyulut api kekerasan horisontal," tambahnya.

Oleh karena itu, Asrorun Niam Sholeh mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan mencegah perpecahan.

"Mari jaga persatuan dengan mengedepankan akal sehat, hukum, dan rasa saling memaafkan, menghormati di tengah perbedaan, serta tidak menyebarluaskan konten provokatif yang dapat memperkeruh keadaan," pungkasnya.(knu)

Foto :

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan