Kenali Risiko dalam Menggunakan Essential Oil

Rabu, 15 Desember 2021 - annehs

ORANG Indonesia biasanya tidak jauh-jauh dengan essential oil atau minyak esensial. Bayi dan balita identik dengan aroma menenangkan dari minyak telon untuk menghangatkan tubuh. Kemudian, remaja dan orang dewasa juga sering menggunakan minyak kayu putih untuk meredakan sakit perut, masuk angin, dan mencegah kembung.

Seiring bertambahnya usia, orang tua biasanya akrab dengan minyak angin yang bisa menenangkan, membuat pernapasan lebih lega, meredakan pusing, serta menjadi media untuk kerokan dan pijit tubuh.

Keakraban orang Indonesia dengan segala minyak-minyakan esensial ini menimbulkan pertanyaan, apakah penggunaannya secara rutin aman untuk kesehatan? Adakah risikonya?

Orang Indonesia akrab dengan minyak esensial. (Foto pixabay/silviarita)
Orang Indonesia akrab dengan minyak esensial. (Foto pixabay/silviarita)

Dikutip dari Healthline, banyak orang yang tidak awas mengenai potensi risiko ketika menggunakan minyak esensial dalam rutinitas kesehatan, kecantikan, atau pembersihan.

Ketika membahas minyak esensial, kamu harus mempertimbangkan komposisi kimia dan kemurnian minyak, cara penggunaan, durasi, serta dosis penggunaan.

Baca juga:

Menurut Penelitian, Laki-Laki Botak Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona

Minyak esensial sering digunakan secara topikal atau diaplikasikan ke permukaan kulit. Beberapa minyak esensial bermanfaat untuk menyembuhkan kulit atau pereda nyeri. Namun jika tidak diberikan secara cepat, kamu bisa merasakan efek samping seperti ruam, sensasi panas, dan gatal.

Meski begitu, iritas kulit yang disebabkan oleh minyak esensial bervariasi tergantung tingkat kesensitifan kulit seseorang. maka dari itu, diperlukan tes dengan cara mengoleskan sedikit minyak ke kulit untuk melihat reaksi yang ditimbulkan. Jika kulit menjadi kemerahan, gatal, dan panas, sebaiknya hentikan penggunaan.

Minyak kayu putih memang bermanfaat untuk meredakan kecemasan bagi sebagian orang. (Foto pixabay/Mareefe)
Minyak kayu putih memang bermanfaat untuk meredakan kecemasan bagi sebagian orang. (Foto pixabay/Mareefe)

Beberapa minyak esensial bahkan bisa menjadi racun jika diserap langsung melalui kulit. Contohnya minyak ekstrak jeruk, jeruk nipis, dan lemon bisa menyebabkan fototoksisitas jika dioleskan ke kulit sebelum terpapar sinar matahari.

Terpenting, minyak esensial atau atsiri tidak boleh ditelan karena bisa menyebabkan keracunan. Minyak esensial hanya boleh digunakan untuk eksternal sehingga tidak disarankan untuk mengaplikasikannya di daerah mulut, vagina, atau selaput lendir lainnya.

Selain dioleskan ke tubuh, minyak esensial juga bisa digunakan secara dihirup. Kamu bisa menuangkan beberapa tetes minyak ke air panas dan menghirup aromanya. Ada juga yang menggunakan alat diffuser untuk mengubah minyak atsiri menjadi uap atau asap wangi dan menyebarkannya ke seluruh udara. (SHN)

Baca juga:

Efek Samping Vaksin COVID-19 Bagi Pemilik Filler Wajah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan