Kemenkes Catat 65 Ribu Kasus DBD
Senin, 22 Juni 2020 -
MerahPutih.com - Di masa pandemi COVID-19, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap ancaman penyakit lain, seperti demam berdarah. Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 65 ribu kasus demam berdarah di seluruh Indonesia.
Angka kematian penyakit demam berdarah termasuk tinggi yakni hampir 400 jiwa. Ini menjadi tantangan di tengah pandemi COVID-19, khususnya terhadap masyarakat di wilayah-wilayah endemis malaria. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, pada tahun ini, kasus demam berdarah antara 100 sampai dengan 500 kasus per hari.
Baca Juga:
Anies Gratiskan Pasien Demam Berdarah Berobat di RSUD dan Puskesmas
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, masyarakat perlu waspada dengan ancaman penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini, terutama di daerah dengan angka kasus COVID-19 tinggi, seperti di Provinsi Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Menurutnya, demam berdarah adalah suatu penyakit yang sampai sekarang juga belum ada obatnya.
“Vaksinnya belum terlalu efektif dan salah satu upaya untuk mencegahnya adalah kita menghindari gigitan nyamuk, dan sama-sama virus ini,” ucap dr Siti pada dialog pagi di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Senin (22/6).

Di masa pandemi COVID dan ancaman penyakit demam berdarah, Dokter Siti menyampaikan tiga tantangan yang dihadapi masyarakat. Pertama, kegiatan jumantik atau juru pemantau jentik menjadi tidak optimal karena saat ini menuntut adanya social distancing. Kedua, sudut-sudut bagian bangunan seperti musala, tempat ibadah, dan bangunan lain yang ditinggalkan karena kebijakan kerja dan belajar dari rumah.
“Ketiga tentunya, karena masyarakat banyak berada di rumah, sehingga penting, bahwa kita melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) itu di rumah,” tambah dr Siti.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa saat beradaptasi kebiasaan baru seperti sekarang ini, masyarakat dapat memanfaatkan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Hal tersebut dapat dilakukan di sekolah, rumah ibadah, dan hotel terutama.
Baca Juga:
Pascabanjir, Basmi Sarang Nyamuk Demam Berdarah dengan Cara Simpel Ini
Dokter Siti menekankan keluarga untuk berinisiatif dalam pemberantasan nyamuk sehingga demam berdarah dapat dicegah. Masyarakat dapat melakukan pencegahan utama melalui 3 M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang.
“Selain tentunya ventilasi yang baik, kemudian tidak menumpuk baju, digantung seperit itu, karena nyamuk sangat senang sekali setelah menggigit bergelantungan, karena itu memang sifatnya nyamuk, bergelantungan, karena adem,” kata dr Siti saat menjelaskan mengenai langkah 3 M.
Demam berdarah dipicu oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berperilaku menggigit dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. (Pon)
Baca Juga:
Jelang Akhir Tahun 2017, Jumlah Penderita Demam Berdarah Bertambah