Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala

Kamis, 16 Oktober 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tengah aktif melakukan monitoring dan evaluasi (monev) untuk memantau perkembangan kasus COVID-19 dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah Jakarta.

"Kami pada prinsipnya punya SKDR, Sistem Kewaspadaan dan Respons Dini. Itu kita melakukan monev terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi terjadinya wabah, termasuk COVID, ISPA, dan penyakit-penyakit yang lain,” ujar Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, Kamis (16/1).

Ani Ruspitawati menyatakan bahwa hingga saat ini, kasus ISPA masih dalam kondisi terkendali meskipun pihaknya terus meningkatkan pemantauan.

Baca juga:

Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular

Sementara, saat terjadi perubahan iklim atau cuaca seperti sekarang, kasus ISPA memang cenderung mengalami kenaikan, namun peningkatannya tidak sangat signifikan dan masih bisa dikendalikan.

Dinkes juga memastikan seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Jakarta berada dalam kondisi siaga. Saat ini, Jakarta memiliki 292 puskesmas pembantu dan 44 puskesmas yang siap melayani masyarakat.

Ani menyarankan agar warga yang merasakan gejala segera berobat ke puskesmas atau faskes terdekat untuk mendapatkan deteksi dini, sebab puskesmas kecamatan telah beroperasi 24 jam.

Sebelumnya, ia telah menyebutkan bahwa total kasus ISPA di Jakarta dari Januari hingga Oktober 2025 telah mencapai 1.966.308 kasus, dengan tren peningkatan mulai teridentifikasi sejak Juli 2025.

Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam, diikuti gejala tambahan seperti hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak.

Baca juga:

Virus HMPV Merebak, Dinkes DKI Jakarta Minta Warga Waspadai ISPA

Pencegahan ISPA dapat dilakukan melalui penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti rutin mencuci tangan, menghindari keramaian, menggunakan masker di tempat padat atau publik, serta mempraktikkan etika batuk dan bersin. Selain itu, penting juga untuk membatasi aktivitas saat sakit, menghindari asap rokok, dan memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi seimbang, istirahat cukup, olahraga, dan mengelola stres.

"Di puskesmas kecamatan pun sudah 24 jam sehingga ketika warga memang merasakan gejala, silakan berobat ke puskesmas, ke faskes, sehingga bisa dilakukan deteksi dini terhadap penyakit apapun,” kata Ani.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan