Kaparak, Olahan Jagung Enak Khas Orang Sumba

Kamis, 18 Oktober 2018 - Zulfikar Sy

PULAU Sumba merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia bagian timur. Pulau di selatan Flores ini diakui merupakan salah pulau tercantik sebagai tempat wisata. Sumba juga terkenal punya daya tarik budaya.

Membicarakan tempat wisata, tak sah kalau tak melengkapi dengan kuliner khasnya. Sumba juga memilik makanan tradisional meski tak seterkenal Timor atau Flores. Olahan jagung salah satu andalannya.

Salah satu olahan jagu terkenal dari Sumba yaitu kaparak. Kaparak diolah dari jagung tumbuk, atau bisa juga beras dan sagu, kemudian digoreng tanpa minyak atau tehnik pengolahan sangrai. Dicampur juga dengan kacang tumbuk, kelapa dan gula pasir.

Jagung dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kaparak. (Foto: Pixabay/DESPIERRES)
Jagung dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kaparak. (Foto: Pixabay/DESPIERRES)

Bahan-bahan disangrai hingga matang atau warna berubah kekuning-kuningan dan menggumpal. Setelah itu baru diangkat dan sudah bisa dinikmati. Meski berbahan dan pengolahannya cukup sederhana, kaparang diakui merupakan makanan yang enak.

Di Sumba, kaparak dinikmati tak terbatas waktu atau dikonsumsi kapan saja seperti nasi. Namun paling pas dinikmati sebagai menu sarapan bersama kopi atau teh. Selain sebagai makanan rumah, kini kaparak juga mulai dikembangkan sebagai olah-oleh untuk para pelancong karena bisa tahan sangat lama.

Kaparak disajikan dengan minuman kopi. (Foto: facebook.com/umbu.melki.3)
Kaparak disajikan dengan minuman kopi. (Foto: facebook.com/umbu.melki.3)

Kaparak tepatnya merupakan makanan khas Sumba Barat Daya (SBD). Namun penganan ini dapat juga ditemukan di wilayah lain di Pulau Sumba. SBD merupakan kabupaten pemekaran dari Sumba Barat. Kabupaten di ujung barat Pulau Sumba ini terkenal dengan wisatanya Pantai Mandorak dan Pantai Mbawana.

Berwisata ke Pulau Sumba tak lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner tradisionalnya. Mencoba kuliner khas bisa menjadi jalan untuk mengenal tradisi atau karifan lokal masyarakat loka. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Berwisata ke Sumba Wajib Coba Ka’pu Pantunnu

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan