Jumadi : Semangat Besar Dibalik Tubuh Mini

Selasa, 04 November 2014 - Raden Yusuf Nayamenggala

>MerahPutih Profil - Dengan tubuh mungilnya, Sosok pria berusia 57 tahun ini tetap penuh semangat dalam menjalankan kesehariannya, sebagai pak ogah di perempatan jalan TB Simatupang, Jakarta Timur. Dengan penghasilan yang tak menentu berkisar antara Rp 100 hingga Rp 125 ribu rupiah, malah terkadang jika cuaca sedang tak menentu, ia hanya mendapatkan Rp 25 Ribu per hari, Sementara dirinya harus menopang hidup keluarganya.

>Jumadi selalu  bersyukur dengan tubuhnya tersebut. Berani dan sabar adalah modal utama yang ia miliki. Sejak pagi hingga sore hari ia harus menghirup gumpalan asap kendaraan yang lalu lalang di perempatan Caglak, Kelurahan Cijantung, jalan yang menghubungkan Pasar Rebo-Condet.

>Merantau

>Sebelum bekerja sebagai pengatur lalu lintas, pria kelahiran 12 Januari 1956  ini juga  sempat bekerja sebagai buruh pabrik selama 5 tahun, di Demak, Jawa Tengah. Namun sayangnya ia kurang nyaman dengan pekerjaan yang ia geluti, sehingga dirinya berhenti bekerja dan merantau ke Medan, Sumatera Utara

>Langkahnya untuk merantau ke kota medan tak sesuai dengan harapannya, sialnya disana ia ditakdirkan sebagai pemulung, dan ditambah lagi saat itu harga barang bekas sangat murah. Dan untuk kedua kalinya Jumadi tidak nyaman menjalankan pekerjaannya. Akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri kembali ke jakarta.  

> “Saya lupa tahun berapa saya pindah ke Jakarta. Di Jakarta, saya langsung tertarik menjadi pak ogah,” katanya yang sudah menggeluti pak ogah selama 20 tahun.

>

>Di Caci Maki

>Setiap pekerjaan apapun itu, pasti ada tingkat kesulitan tersendiri dalam menjalankanya, seperti yang dirasakan oleh Jumadi, ujian dan cobaan kerap kali ia dapatkan. Seperti, ada pengendara yang mencemoohnya dengan perkataan, dan suara bising knalpot kendaraan yang ada di depannya.

>“Kalau seperti itu saya tidak tanggapi, nanti akan menjadi-jadi. Dan akan sakit hati,” keluh kakek dari empat cucu ini.

>Untuk menepis kesedihannya disaat mendapatkan masalah atau ujian dalam bekerja, jumadi memiliki kiat kiat tersendiri untuk mengatasi hal itu. Ia goyangkan badannya, bagaikan penari disaat ia mengarahkan kendaraan yang ingin belok. “Agar semangat dan tidak sedih,” ujar Jumadi.

>Pria dengan semangat yang besar itu berharap kegiatan yang dijalaninya saat ini, dapat memberikan generasi kepada masyarakat, agar tidak kenal lelah dan putus asa dalam menghadapi kerasnya kehidupan dibalik tubuh yang kerdil.

>Setiap kerja keras, niat dan usaha pasti akan membuahkan hasil yang setimpal dari perjuangan kita , begitu pula dengan Jumadi, dari penghasilannya dari menjadi pak ogah, ia menyisihkan sedikit demi sedikit rupiah yang ia dapatkan. Kini ari segala daya upaya dan sosoknya yang tak kenal putus asa itu, ia sudah memiliki sabuah rumah dan sawah di kampung halamannya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan