JK: Indonesia Harus Kurangi Impor dari Tiongkok

Selasa, 01 Desember 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih Bisnis - Perlambatan ekonomi yang dialami Tiongkok diproyeksikan masih akan terus berlangsung. Dampaknya masih akan terasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.  

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan penurunan ekonomi yang dialami Tiongkok akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. 

"Melambatnya perekonomian Tiongkok akan berpengaruh ke kita. Salah satu jalan untuk mengatasi adalah dengan mengurangi impor," kata JK saat menjadi keynote speaker dalam Acara "Indonesia Economic Outlook 2016", Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).

JK menambahkan mengurangi impor bukan perkara mudah. Akan tetapi, hal ini tetap harus dilakukan. 

"Dari situlah muncul peluang dan tantangan bisnis baru," sambungnya. 

Seperti diketahui, impor terbesar Indonesia adalah dari Tiongkok. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor dari Tiongkok pada Januari-Oktober 2015 mencapai US$23,8 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 lalu sebesar US$14,5 miliar. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 64,39 persen. 

Tingginya impor barang dari Tiongkok membuat defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok kian melebar. Data BPS, pada periode Januari-Oktober 2015 nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok sebesar US$11 miliar, sementara impor mencapai US$23,8 miliar. Dengan demikian defisit perdagangan sebesar US$12,8 miliar. 

Defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok paling besar dibandingkan dengan negara lainnya. Thailand berada di posisi selanjutnya denagn defisit US$2,7 miliar dan Australia sebesar US$1,4 miliar. 

BACA JUGA

  1. Harga Minyak Dunia Turun Jelang Pertemuan OPEC
  2. Rupiah Dibuka Menguat, Tunggu Pengumuman BPS
  3. Harga Emas Antam Bergeming
  4. Johan Budi : RUU KPK Semestinya Perkuat KPK
  5. Sejarah dan Makna Hari AIDS 1 Desember

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan