JK: Indonesia Harus Kurangi Impor dari Tiongkok


Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Pertemuan Tahunan BI di JCC, Jakarta, Selasa (24/11). (screenshot youtube/BI Channel)
MerahPutih Bisnis - Perlambatan ekonomi yang dialami Tiongkok diproyeksikan masih akan terus berlangsung. Dampaknya masih akan terasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan penurunan ekonomi yang dialami Tiongkok akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.
"Melambatnya perekonomian Tiongkok akan berpengaruh ke kita. Salah satu jalan untuk mengatasi adalah dengan mengurangi impor," kata JK saat menjadi keynote speaker dalam Acara "Indonesia Economic Outlook 2016", Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).
JK menambahkan mengurangi impor bukan perkara mudah. Akan tetapi, hal ini tetap harus dilakukan.
"Dari situlah muncul peluang dan tantangan bisnis baru," sambungnya.
Seperti diketahui, impor terbesar Indonesia adalah dari Tiongkok. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor dari Tiongkok pada Januari-Oktober 2015 mencapai US$23,8 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 lalu sebesar US$14,5 miliar. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 64,39 persen.
Tingginya impor barang dari Tiongkok membuat defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok kian melebar. Data BPS, pada periode Januari-Oktober 2015 nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok sebesar US$11 miliar, sementara impor mencapai US$23,8 miliar. Dengan demikian defisit perdagangan sebesar US$12,8 miliar.
Defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok paling besar dibandingkan dengan negara lainnya. Thailand berada di posisi selanjutnya denagn defisit US$2,7 miliar dan Australia sebesar US$1,4 miliar.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Masih Dalam Tekanan, Defisit Anggaran Negara Bakal Capai 2,78 Persen di 2025

Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

Defisit Maret Rp 104,2 Triliun, Sri Mulyani Klaim Masih Terukur

Alarm Defisit APBN Berbunyi: Penerimaan Pajak Anjlok, DPR Desak Pemerintah Benahi Sistem Coretax!

Negara Alami Defisit di Awal Tahun, Sinyal Keras Indonesia Hadapi Tekanan Berat

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia
