Jenis Exfoliator dan Tips Memilih Berdasarkan Tipe Kulit

Selasa, 08 Agustus 2023 - Dwi Astarini

EXFOLIATOR sering diagung-agungkan oleh banyak orang sebagai salah satu step perawatan yang ampuh untuk menciptakan kulit mulus, sehat, dan cerah. Produk eksfoliasi membantu untuk mengangkat sel kulit mati, membersihkan pori-pori, serta memperbaiki warna dan tekstur kulit.


“Eksfolian menciptakan kulit yang lebih halus, warna cerah, serta memudahkan berbagai produk skincare untuk menyerap ke kulit secara efektif,” terang dermatolog besertifikat di Beverly Hills Tess Mauricio.

BACA JUGA:

Haruskah Pakai Skin Care Satu Merek?


Meski memiliki manfaat baik, nyatanya tak sedikit orang masih ragu untuk mencoba produk exfoliator. Beberapa orang takut jika exfoliator justru menciptakan iritasi di kulit.


Ketakutan ini tentu bukan muncul tanpa alasan. Exfoliator bekerja dengan cara mengikis sel di lapisan kulit teratas. Maka dari itu, ia memiliki sifat abrasif. Menurut laman Byrdie, penggunaan exfoliator yang kurang tepat atau terlalu sering dapat menyebabkan kulit memerah, iritasi, dan kerusakan lapisan pelindung kulit (skin barrier).


Karena hal ini, exfoliator jadi bak pedang bermata dua. Alih-alih memperindah kulit, produk perawatan ini justru bisa semakin merusak kulit jika tak hati-hati. Oleh sebab itu, penting bagimu untuk mengetahui jenis-jenis exfoliator agar tak salah pemakaian.


1. Eksfolian Kimiawi

exfoliator
Sejumlah eksfolian ada yang berbentuk scrub.(foto: Pexels_Polina Kovaleva)


Seperti namanya, produk eksfoliasi yang satu ini disusun dari berbagai zat dan bahan-bahan kimiawi. Jenis eksfolian ini mengikis lapisan sel kulit mati dan membersihkan protein yang menyumbat pori-pori. Namun, karena memiliki bahan dasar unsur kimiawi, eksfolian jenis ini mungkin tak selalu cocok dengan semua jenis kulit.


“Eksfolian kimiawi bekerja dengan cara masuk lebih jauh ke dalam kulit. Jenis ini menggunakan bahan alpha hydroxy acids (AHA) dan beta hydroxy acids (BHA),” ungkap Mauricio.


Jenis AHA yang banyak digunakan untuk produk eksfolian adalah glycolic acid dan lactic acid. Kemampuan dari bahan kimia ini adalah untuk menciptakan efek anti-aging untuk mencegah penuaan dini serta memperhalus kulit. AHA biasanya baik untuk tipe kulit kering.


Sementara itu, jenis BHA yang sering digunakan adalah salicylic acid. Jenis ini juga banyak ditemukan pada produk pencuci muka dan produk. Daripada AHA, jenis BHA lebih dianjurkan untuk jenis kulit berjerawat dan sensitif.

BACA JUGA:

Empat Kebiasaan Sederhana Biar Awet Muda


2. Eksfolian Alami

exfoliator
Kandungan BHA sering kali ditemukan di produk masker dan pembersih wajah.(foto: Pexels_Polina Kovaleva)

Eksfolian yang satu ini cenderung lebih banyak menggunakan bahan-bahan alami sebagai unsur utamanya. Misalnya kacang walnut, apricot, dan butiran gula.


“Eksfolian alami menggunakan butiran kecil atau biji-bijian untuk menyingkirkan sel kulit mati. Mereka baik untuk jenis kulit berminyak dan membantu menghilangkan berbagai lapisan yang menumpuk,” jelas Mauricio lebih lanjut.


Eksfolian alami biasanya memiliki bentuk scrub. Karena sifatnya yang lebih kasar ke kulit, ada baiknya jika eksfolian jenis ini hanya digunakan sesekali saja dan tidak digosok terlalu keras ke kulit.


Pemakaian eksfoliator yang tepat dan rutin akan membantu untuk meningkatkan kualitas kulit seseorang. Namun, kamu perlu tahu bahwa jangka waktu terbaik dalam mengeksfoliasi kulit adalah sekitar 2 kali seminggu. Penggunaan eksfoliator yang terlalu banyak akan membuat kulit jadi merah dan iritasi.(mcl)

BACA JUGA:

Dermatolog Ungkap Manfaat Kojic Acid untuk Hiperpigmentasi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan