Jangan Pernah Bandingkan Anak dengan Teman Sebaya

Rabu, 29 Agustus 2018 - P Suryo R

SETIAP anak memiiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Para orang tua harus memahami dan menghargai karakteristik anak mereka. Aturan tak tertulis itu harus dipatuhi orang tua yang ingin anaknya tumbuh sebagai anak yang bahagia dan percaya diri. Tanpa disadari kita kerap membanding-bandingkan anak kita saat melihat anak tak sesuai dengan keinginan atau tak mirip dengan saudaranya yang lain.

Sejumlah penelitian mengungkapkan bagaimana membandingkan anak kita dengan anak-anak lainnya dapat mempengaruhi perkembangan mental, harga diri, dan efek jangka panjang lainnya.

anak-anak
Efek yang ditimbulkan dengan membandingkan anak menjadi lebih negatif. (Foto: Pexels/Pixabay)

"Lihat anak itu, dia lebih baik darimu," kata-kata tersebut kerap dilontarkan seorang ibu ketika anaknya susah diatur. Kita berpikir, cara tersebut dapat meredakan kenakalan mereka.

Beberapa orang tua juga kerap membanding-bandingkan anak mereka dengan temannya sebagai cara untuk memotivasi. Namun, kata-kata tersebut ternyata memiliki efek yang lebih dasyat daripada menenangkan atau memotivasi mereka.

Membandingkan bukanlah hal yang baik, bahkan untuk orang tua. Anak-anak sulit menghadapi kritik negatif. Berbagai macam komentar negatif terasa lebih menyakitkan saat didengar oleh anak-anak apalagi jika hal tersebut diutarakan oleh orang tua mereka. Berikut efek samping membandingkan anak dengan anak lainnya:

1. Ragu

anak-anak
Membandingkan anak dengan teman sebayanya bukanlah motivasi yang baik. (Foto: Pexels/Kat Jayne2)


Kita berpikir membandingkan anak dengan anak-anak yang sebaya dengannya dapat memotivasi mereka lebih baik. Kenyataannya justru sebaliknya. Ketika seseorang mengatakan bahwa kita tak bisa unggul dalam hal tertentu karena orang lain melakukannya lebih baik, perlahan-lahan kita meragukan keterampilan diri sendiri. Hal tersebut juga berlaku pada anak-anak. Meragukan keterampilan diri membuat mereka sulit untuk berkembang.

2. Kecemburuan dan Kebencian


Membandingkan anak dengan temannya, anak tetangga, atau saudaranya tak memperbaiki situasi, justru memperburuk keadaan. Saat anak dibandingkan dengan orang lain, perlahan-lahan akan timbul perasaan iri dan cemburu. Kecemburuan tersebut perlahan-lahan berubah menjadi kebencian. Dalam jangka panjang dapat membuat anak menjadi agresif.

3. Berpikir Negatif


Setelah dibanding-bandingkan dengan orang lain, anak tak lagi melihat suatu tugas atau tantangan sebagai hal positif. Mereka akan memandang hal tersebut sebagai suatu hal yang buruk dan melakukan dengan penuh keterpaksaan. Penting untuk membesarkan anak-anak untuk memiliki sikap dan pikiran positif terhadap kehidupan.

4. Minder

anak-anak
Anak-anak menjadi minder karena merasa dirinya tidak baik. (Foto: Pexels/Noelle Otto)

Ketika membandingkan anak dengan orang lain, tanpa sadar kita membuat anak menjadi pribadi yang rendah diri. Ketika dewasa mereka tak bisa melakukan hal positif karena diliputi ketakutan untuk gagal dan dibandingkan dengan orang lain. Akibatnya, mereka tak menyadari potensi diri dan tumbuh menjadi pribadi yang minder.

5. Hubungan Rusak

Perilaku membanding-bandingkan anak dengan temannya dapat mengancam hubungan si anak dengan orang tuanya di kemudian hari. Terbiasa melihat orang tuanya merendahkan mereka, anak bisa saja tumbuh sebagai orang yang suka merendahkan atau bahkan menghina kita sebagai orang tua.

Sebagai pelindung, orang tua seharusnya membimbing mereka untuk mengetahui hal yang baik dan buruk. Memberitahu kesalahan anak juga hal baik namun kita tak perlu membandingkannya dengan anak lain yang sebaya dengannya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan