Jadi FLOTUS lagi, Melania Trump Ambil Latihan Khusus biar enggak Dijulidin
Selasa, 21 Januari 2025 -
MERAHPUTIH.COM - POSISI First Lady of United States (FLOTUS/ibu negara AS) merupakan salah satu pekerjaan paling penting yang tidak pernah dilamar. Meski tak dipilih lewat pemilu, posisi FLOTUS tak terpisahkan dari politik. Ibu negara AS selalu terlihat di panggung dunia, tetapi jarang menjadi orang yang memegang mikrofon. Meskipun begitu, ibu negara Amerika Serikat merupakan peran yang diemban tanpa diminta, sering kali disertai pengawasan publik nan intens. Untuk itulah, Melania Trump bersiap.
Melania Trump, ibu negara yang akan datang, telah menghabiskan dua bulan terakhir mempersiapkan diri untuk kembali ke Gedung Putih dan melanjutkan peran yang terkadang ia rasakan penuh tantangan selama masa jabatan pertama suaminya. Beberapa sumber menyebutkan, dikutip CNN, Melania telah mendalami masalah luar negeri dan mempersiapkan diri secara intensif. Melania bahkan sering kali bergabung dengan presiden terpilih Donald Trump dalam beberapa jam makan malamnya bersama VIP ternama di Mar-a-Lago Club dalam dua bulan terakhir.
Ia mengakui secara pribadi bahwa pekerjaan sebagai ibu negara merupakan sebuah pusaran tanggung jawab yang sebelumnya tidak ia sadari sepenuhnya. Meskipun selama masa kepresidenan pertama Melania sering terlihat menjaga jarak dari sorotan publik mengenai perannya, kali ini tampaknya ia benar-benar siap untuk mengambil bagian lebih besar dalam dunia politik dan sosial yang menjadi bagian tak terpisahkan dari jabatan tersebut.
Sebagai mantan model asal Slovenia, tak hanya kemampuannya berbaur di dunia politik yang bakal jadi sorotan, tapi juga penampilan fesyennya. Melania selama ini dikenal dengan penampilannya yang selalu sempurna. Pada masa jabatan pertama suaminya, ia tampil dengan gaun-gaun terancang dari merek-merek mewah seperti Christian Dior, dengan sepatu stiletto Louboutin memukau.
Baca juga:
Meski begitu, banyak yang merasa penampilannya lebih sering tidak memiliki kedalaman naratif, kecuali dalam beberapa pilihan busana yang menimbulkan kontroversi. Saat banyak ibu negara yang memilih untuk mengenakan busana karya desainer Amerika, Melania justru lebih sering tampil dengan merek-merek mewah asal Eropa seperti Valentino, Versace, dan Chanel. Bahkan, untuk potret resmi ibu negara, ia mengenakan jaket tuxedo hitam dari Dolce & Gabbana. Pilihan itu tampaknya bertentangan dengan slogan suaminya yang kala itu menggaungkan slogan ‘Buy American, Hire American’. Bagi sebagian orang, pilihan busana Melania dianggap membingungkan, bahkan terkesan tidak menghormati.
"Saya percaya jika Anda terasosiasi dengan seorang pejabat terpilih dan Anda mewakili pekerja Amerika, itu seharusnya menjadi prioritas dalam keputusan Anda mengenai apa yang akan dibeli,” kata desainer asal New York, Nina McLemore, yang karyanya pernah dikenakan Hillary Clinton dan Senator Elizabeth Warren.
Namun, sejauh mana Melania memiliki kebebasan dalam memilih busana ini masih diperdebatkan. Mendandani ibu negara menjadi pencapaian besar yang sudah pasti diidam-idamkan label-label mode Amerika. Namun, politik yang kontroversial dari calon presiden ini membuat banyak kalangan di industri mode yang cenderung berhaluan liberal, menjauh dari Melania.
Desainer independen Sophie Theallet, yang sering mendandani Michelle Obama, bahkan menulis surat terbuka pada 2016 yang menegaskan bahwa ia tidak ingin ‘mendandani atau berasosiasi dengan ibu negara berikutnya’. Marc Jacobs juga mengungkapkan kepada WWD bahwa ia tidak tertarik bekerja dengan Melania, sedangkan Christian Siriano, seorang desainer gay, menyatakan ia tidak bisa mendukung sebuah kampanye yang tidak memungkinkannya memiliki hak yang sama.
Sebagai gantinya, menurut Kate Bennett, mantan koresponden Gedung Putih CNN dan penulis biografi Free, Melania, istri Trump ini sering kali beralih ke busana siap pakai dari Net-a-Porter yang ia beli sendiri.
Kini, menjelang kembali ke Gedung Putih, Melania tampaknya bersiap untuk lebih terlibat dalam peran yang sebelumnya sempat ia hindari. Dalam persiapan untuk kembali ke kursi ibu negara, dia tidak hanya menyiapkan diri secara politik, tetapi juga menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan citra publik dengan peran penting yang akan diembannya dalam pemerintahan suaminya.
“Entah ia suka atau tidak, ia memiliki tanggung jawab untuk mewakili konstituen yang memilih suaminya,” tegas McLemore.(dwi)
Baca juga: