ITB Kembangkan Budidaya Tomat dan Lebah di Pertanian Terintegrasi
Selasa, 09 November 2021 -
MerahPutih.com - Siapa bilang petani sayur tidak bisa sekaligus bertani lebah madu? Pertanian terintegrasi ini telah dipraktikkan oleh Yusuf Abduh bersama tim Kelompok Keilmuan Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (KKATB) ITB melalui kerja sama dengan pertani tomat.
Pertanian terintegrasi tersebut mengintegrasikan tanaman tomat dengan lebah tanpa sengat. Sistem pertanian terintegrasi ini menjadi daya tarik baru untuk diaplikasikan pada lahan pertanian petani karena selain mendapatkan tomat yang lebih berkualitas, juga ada produk sampingannya berupa madu dan propolis.
Baca Juga:
Mentan Ingatkan Petani Tanam Varietas Tahan Perubahan Iklim
Untuk menjalankan sistem pertanian ini, KKATB ITB bekerja sama dengan petani tomat di Cigelang. Yusuf Abduh mengatakan, pertanian ini telah melalui pengamatan selama dua bulan. Hasilnya, sesuai dengan yang dihadapkan.
"Sebanyak 1S koloni lebah tanpa sengat diletakkan pada salah satu lahan seluas 210 meter per segi dan juga tidak menggunakan pestisida. Untuk dapat membandingkannya, di waktu yang bersamaan diamati juga kebun dengan luas yang sama juga tanpa pestisida tidak diletakkan koloni lebah pada kawasan tersebut. Proses pengamatan lapangan dilakukan setiap dua minggu sekali untuk menghitung jumlah dan berat buah yang dihasilkan," kata Yusuf.
Ia menjelaskan, sistem pertanian terintegrasi adalah sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian dengan kegiatan lain untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Salah satu contohnya adalah hadirnya inovasi baru berupa pengintegrasian budidaya tomat dan lebah tanpa sengat.
Kedua makhluk hidup ini bisa melangsungkan hubungan simbiosis mutualisme. Lebah berperan untuk membantu proses penyerbukan bunga pada tanaman tomat dan karena tidak bersengat lebah-lebah ini bisa nyaman dibudidaya. Begitu juga tomat akan memberikan keuntungan bagi lebah dalam pemenuhan nutrisi koloni lebah.
Sementara hasil dari pengamatan menunjukan bahwa kebun tomat dengan lebah tanpa sengat jauh lebih produktif dibandingkan dengan kebun lain dengan luas yang sama tanpa lebah. Bahkan hasil tersebut menunjukkan kebun yang dengan lebah hampir menyamai kebun lain yang luasnya lebih besar dan diaplikasikan pestisida.

Secara kandungan gizi, buah tomat hasil pengintegrasian memiliki kadar air serta kandungan asam dan padatan yang relatif sama dengan buah tomat pada umumnya. Walaupun demikian, buah tomat hasil integrasi memiliki lapisan tengah dinding yang lebih tebal serta kandungan likopen dan vitamin C yang lebih tinggi.
"Likopen bermanfaat untuk menangkal radikal dan mencegah berbagai risiko penyakit seperti jantung dan kanker. Apabila likopen dikonsumsi secara rutin bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan otak," ucapnya.
Tomat hasil panen pertanian terintegrasi ini telah dibagikan kepada sivitas akademika di lingkungan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Sebagian yang lain diedarkan kepada mahasiswa ITB dan Jemaah Masjid Al Jabbar dalam bentuk jus tomat.
Diharapkan sistem integrasi mampu menarik perhatian petani untuk memanfaatkan budidaya lebah tanpat sengat di perkebunannya. Hasil panen yang didapat semestinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena memiliki kualitas yang tinggi dan mendapatkan produk bio lainnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Tampil di World Coffee Championship, Mikael Jasin Didukung Petani Kopi Flores