Indonesia Terus Perkuat Akses Pengembangan Vaksin COVID-19

Selasa, 25 Agustus 2020 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Pemerintah mengaku terus berupaya agar mendapatkan akses pembuatan vaksin corona.

"Ada beberapa komitmen yang sudah dibuat, salah satunya Sinovac bersama Bio Farma, dan ini sudah mendapatkan komitmen terkait akses vaksin tersebut," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/8).

Baca Juga:

Youtuber Bandung Jadi Relawan Vaksin, Ini Alasannya

Wiku menyebut, Bio Farma juga bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka pengembangan vaksin Merah Putih.

"Dalam rangka juga nanti pengembangan vaksin Merah Putih yang juga dikembangkan bekerja sama dengan PT Bio Farma dan konsorsium Eijkman. Kembali lagi, perusahaan yang mengembangkan di Indonesia dalam konteksnya Sinovac adalah PT Bio Farma," terang Wiku.

Kerja sama kedua dengan Sinopharm. Vaksin yang dibuat berkat kerja sama dengan Sinopharm ini sudah memasuki uji klinis fase 3.

"Berikutnya lagi, Indonesia juga bekerja sama dengan Sinopharm yang sedang melakukan uji klinis fase 3, yang dilakukan oleh China National Biotec Group, dan uji ini diadakan dengan aliansi Uni Emirat Arab dengan perusahaan yang disebut G42 Healthcare yang berbasis di Abu Dhabi," ungkap Wiku.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. (ANTARA/Dewanto Samodro)
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. (ANTARA/Dewanto Samodro)

Wiku menjelaskan, uji klinis fase 3 terhadap vaksin Sinopharm ini dilakukan dengan menggandeng perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA). Uji klinis fase 3 juga dilakukan di UEA.

"Sinopharm memilih UEA untuk uji klinis fase 3, karena di sana ada 85 kebangsaan di mana uji klinis fase 3 ini sedang di lakukan, sehingga diharapkan keterwakilan dari berbagai etnis bangsa di dunia dapat terwakili di situ," sebut Wiku.

Ia menilai, secara nasional tes COVID-19 di tanah air per pekan belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO.

"Indonesia secara keseluruhan baru mencapai 35,6 persen dari standar WHO," kata Wiku.

Baca Juga:

Jadi Relawan Vaksin, Ridwan Kamil: Kami Sudah Kelelahan

Dia mengatakan, sesuai standar WHO, jumlah pemeriksaan COVID-19 ideal adalah 1/1.000 penduduk per pekan.

Oleh karena itu, Indonesia dengan total penduduk lebih dari 260 juta orang, menurut Wiku, semestinya dapat memeriksa atau melakukan tes COVID-19 terhadap 267.700 penduduk setiap pekan.

Dia mengatakan, jumlah pemeriksaan penduduk per pekan di Indonesia masih jauh di bawah standar WHO.

Namun, pemerintah pusat dan daerah bekerja keras untuk memenuhi standar internasional.

"Sekarang sudah ada 320 laboratorium di bawah 12 lembaga. Kita harap pemeriksaan bisa lebih banyak," ujar Wiku. (Knu)

Baca Juga:

340 Juta Vaksin COVID-19 Bakal Masuk Indonesia, Jokowi: Negara Lain Sejuta Saja Belum Dapat

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan